tirto.id -
Warga Pangandaran, Jawa Barat, mengaku banyak mendengar kabar simpang-siur mengenai kondisi terkini pascagempa berkekuatan 6,9 skala richter pada pukul 23.47 WIB, Jumat (15/12). Karena peredaran berita tak menentu, banyak warga memilih tetap bertahan di kediamannya.
"Beberapa orang sekitar rumah pada pergi untuk mengungsi karena banyak pemberitaan dari A sampai Z yang simpang siur. Kenyataannya, di Pantai Pangandaran masih tenang lautnya," kata Osa Setiawan (22), salah satu penduduk Pangandaran, kepada Tirto.
Gempa yang mengguncang kawasan Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hingga DKI Jakarta tadi telah dipastikan memunculkan potensi tsunami. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini tsunami sejak gempa terjadi hingga berita ini ditulis
Namun Osa berkata masih banyak warga di kawasan Pananjung, Pangandaran, yang bertahan di rumah. Padahal, jarak daerah tersebut dengan bibir pantai sekitar 500 meter.
"Belum terdengar (sirine tsunami) untuk wilayah Pananjung, Pangandaran. Jaraknya terbilang dekat dengan pantai, 500 meter dari laut ke rumah saya," ujarnya.
Ia berkata, warga yang tidak mengevakuasi diri tetap waspada di luar rumah. Mereka memilih diam di lingkungan tempat tinggal karena enggan percaya berita yang disebutnya hoax.
"Kita waspada dengan berdiam diri di luar rumah. Kita memilih waspada di rumah dibanding mendengarkan cerita hoax. Karena melihat di RT sekeliling masih banyak warga di depan rumah," katanya.
Hingga pukul 02.10 WIB, BMKG belum mencabut peringatan dini tsunami untuk beberapa daerah di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY. Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Penanganan Bencana Pangandaran juga mengimbau warga tidak mudah percaya kabar palsu atau hoax mengenai tsunami.
"Status masih belum dicabut. Kami masih melakukan koordinasi dengan BMKG terkait Status Peringatan Dini Tsunami," cuit akun Twitter resmi Pusdalops PB Pangandaran (@PUSDALOPSPB_PND) pada pukul 02.08 WIB.
Baca juga artikel terkait GEMPA TASIKMALAYA atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian
tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Zen RS
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Zen RS