tirto.id - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan pemerintah telah menggandeng 50 pengusaha, mulai dari usaha besar hingga kecil untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu dalam Program Makan Bergizi Gratis. Pelibatan ini juga merupakan upaya pemerintah untuk berpihak pada para pengusaha lokal.
Adapun untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu, para pengusaha dapat mendatangkan sapi maupun sapi bakalan dari Brazil.
“Ada banyak, mungkin lebih dari 50-an, 50 pengusaha. Itu besar dan kecil. Sesuai dengan komitmennya dia, ada yang duitnya [modal] banyak, ya dia ambil banyak, duitnya sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Yang mendatangkan sebisa mungkin adalah pengusaha-pengusaha lokal kita,” beber Sudaryono, saat ditemui usai Rapat Kerja Komisi IV dengan Menteri Pertanian, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (26/8/2024).
Oleh karena itu, untuk mempercepat proses masuknya sapi oleh para pengusaha lokal ke Indonesia, Kementan bakal mempermudah proses importasi hewan ternak tersebut.
“Kami mendorong, kalau bisa kami membuka swasta aja untuk dia yang datang, kami siapin semua perizinannya, kami permudah semua. Supaya mereka betul-betul mudah untuk (impor),” imbuh Sudaryono.
Sudaryono bilang pelibatan pengusaha lokal ini juga dilakukan untuk menghemat anggaran Kementerian Pertanian untuk penyediaan bahan baku Program Makan Bergizi Gratis.
Pada saat yang sama, pemerintah juga membuka peluang seluas-luasnya bagi para pengusaha lokal untuk mendapat keuntungan dari program prioritas Presiden terpilih, Prabowo Subianto tersebut.
Sementara itu, dengan pelibatan pengusaha lokal ini, Kementan bakal menjadi pihak offtaker. Dalam hal ini, Kementan bertanggung jawab untuk memastikan para pengusaha ternak yang telah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu gratis akan mendapatkan pasarnya.
“Jadi kita buka ruang seluas-luasnya, ini ada opportunity, menyediakan daging dan susu ini loh, untuk makan bergizi. Dengan ada kebutuhan yang besar ini, maka ini kan daya tarik bagi pengusaha untuk mendatangkan sapinya. Kenapa? Kalau yang mendatangkan mereka, kan mereka sudah ngerti cara handling-nya, kemudian ngerti cara merawatnya, infrastrukturnya mungkin sudah ada,” kata Sudaryono.
Baru setelah itu, jika para pengusaha membutuhkan bantuan untuk peluasan lahan, pemerintah bakal membantu mencarikan lahan yang cocok untuk mengembangkan budidaya sapi impor.
“Kalau kurang baru kami bantu. Kami carikan lahan di mana, di pulau mana misalnya, atau kami carikan. Beberapa sudah ada (komitmen), beberapa pengusaha, ada yang medium, ada yang kecil, kita tampung semua,” pungkasnya.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Bayu Septianto