Menuju konten utama

5 Tips Melatih Kemampuan Sosial Anak di Rumah Saat Pandemi

Berikut ini beberapa tips melatih kemampuan sosial anak saat pandemi di rumah. 

5 Tips Melatih Kemampuan Sosial Anak di Rumah Saat Pandemi
Ilustrasi Belajar sambil piknik. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Masa pandemi seperti sekarang ini, membuat anak-anak tidak dapat bersosialisasi dengan baik karena hanya berada di dalam rumah, dengan kegiatan yang mungkin membosankan bagi mereka.

Padahal, kemampuan sosial mereka bisa dikembangkan jika mereka berada di sekolah, bermain dengan teman sebaya atau bahkan berinteraksi dengan guru di sekolah.

Sangat relevan jika bersosialisasi dengan kolega sebayanya, mereka cenderung lebih terbuka saat berkomunikasi.

Hal seperti ini dapat berdampak positif bagi kepribadian anak. Oleh karena itu, penting untuk diperhatikan bagi orang tua melatih anak agar mau untuk bersosialisasi.

Proses sosialisasi secara alami terjadi ketika anak-anak bertatap muka secara langsung. Meski di rumah, pastikan untuk tetap melatih kemampuan sosial anak. Menurut seorang psikolog, Jaclyn Shlisky, mengasah keterampilan sosial dapat dilakukan di mana saja, termasuk saat berada di rumah.

“Semua orang dapat belajar membaca, mendengar, dan menghitung dari rumah," kata Jaclyn.

Menurut paparannya, tidak perlu menunggu anak-anak bisa bermain dengan bertatap muka secara langung, melainkan dapat dilakukan dengan sederhana.

Berikut ini, beberapa cara melatih kemampuan dan keterampilan sosial anak di rumah saat pandemi, sebagaimana dilansir dari laman Parents dan Shield Health Care.

1. Melatih prespektif anak atau Perspective Taking

Ini adalah kegiatan yang mudah untuk mengidentifikasi perasaan dan pikiran orang lain dan Anda dapat melakukannya saat Anda menonton TV atau menonton film bersama anak Anda, saran Dr. Shlisky.

Saat sedang menonton, beri jeda pada tayangan dan katakan kepada anak Anda, "Bagaimana menurut Anda dia merasakannya sekarang? Apa yang mereka pikirkan?"

Biarkan anak Anda merespons dan kemudian Anda juga dapat memberikan jawaban Anda sendiri, "Saya pikir mereka merasa takut karena mereka dikejar" atau "Saya pikir mereka merasa senang karena saya melihat hujan berhenti dan mereka bisa pergi ke luar."

"Sangat penting untuk membiarkan anak Anda berlatih mengidentifikasi pikiran dan perasaan orang lain," tambah Dr. Shlisky.

Anda juga dapat melakukan ini saat melakukan aktivitas bermain peran atau permainan akting. Anda dapat memiliki pertunjukan boneka dan membuat boneka berbicara satu sama lain tentang perasaan dan pikiran mereka.

The Good Dinosaur, The Incredibles dan Inside Out adalah pilihan film yang bagus untuk berbicara melalui emosi dan perasaan.

2. Bermain Karakter

Keluarkan banyak mainan karakter, seperti Peppa Pig atau boneka Barbie, dan minta mereka berpura-pura berbicara satu sama lain.

Mungkin Anda memiliki dapur mainan dan karakter Anda dapat berpura-pura membuat kue dan mengadakan pesta ulang tahun berpura-pura bersama.

Gunakan bahasa seperti, "apa yang Anda katakan kepada teman saat ulang tahun mereka?" Kemudian dengarkan jawaban anak Anda dan jawab, "Itu benar, kami katakan, selamat ulang tahun!

Saya harap Anda mengalami hari yang menyenangkan hari ini!" (Jika anak Anda adalah seseorang yang melompat ke garis depan untuk membantu meniup lilin, luangkan waktu ini untuk bermain peran dengan mainan karakter bagaimana perasaan anak laki-laki atau perempuan yang berulang tahun ketika itu terjadi.

"Gunakan permainan ini sebagai cara untuk kerjakan hal-hal yang Anda rasa seperti anak Anda perlu sedikit bantuan tambahan, "Dr. Shlisky menambahkan.

3. Mendongeng

Mendongeng dapat dijadikan alternatif untuk dicoba. Dengan begitu akan melatih anak untuk belajar mendengar dan berpendapat. Tentu hal ini tidak rumit untuk dilakukan.

Keterampilan seperti ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama usahakan untuk melatih anak memecahkan masalah yang ringan.

Bertanya kepada anak bagaimana solusi atas masalah yang timbul tentu membuat anak untuk mau belajar untuk berpikir.

4. Bertemu teman secara virtual

Berikan kesempatan anak-anak untuk bertemu teman-temannya secara virtual. Walaupun hanya sebatas melalui gawai tetapi cukup relevan karena mereka akan meluapkan emosi baik senang atau sedih.

“Sesuatu yang sederhana seperti bertemu dengan teman sekelas secara virtual dapat melatih anak banyak hal – dia harus melakukan kontak mata, menunggu gilirannya, menunjukkan bahasa tubuh bahwa ia mendengarkan,” ujar Francyne Zeltser, Psy.D., seorang psikolog anak di Long Island, New York, AS.

5. Minta anak cerita tentang kegiatannya

Coba minta anak untuk menunjukkan dan menceritakan apa yang telah dilakukan selama satu hari.

Laman Shield Health Care menuliskan, mendampingi anak untuk melihat sejauh mana anak berkembang sangat penting.

Ketika anak selesai bermain, usahakan untuk mengambil jeda dan dengarkan apa dan bagaimana.

Hal ini dapat melatih anak untuk belajar mengungkapkan perasaaan dan mengelola emosi. Namun, jangan sampai mendorong anak untuk terlalu keras berpikir justru emosinya akan melonjak.

Keterampilan sosial ini perlu untuk diperhatikan terutama para orang tua. Melatihnya sejak dini akn memberi dampak yang positif di kemudian hari.

Jika hal ini tidak dilatih sedari dini anak akan kurang melek terhadap dunia sosialnya. Akibatnya anak akan menjadi pribadi yang tertutup.

Baca juga artikel terkait ORANG TUA DAN ANAK atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Yandri Daniel Damaledo