Menuju konten utama

5 Rekomendasi Tempat Wisata di Jambi untuk Liburan Akhir Pekan

Rekomendasi tempat wisata di Jambi di antaranya Candi Muaro Jambi hingga Gentala Arasy.

5 Rekomendasi Tempat Wisata di Jambi untuk Liburan Akhir Pekan
Fotografer bersiap memotret Gunung Kerinci, Jambi, Jumat (4/11/2022). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/foc.

tirto.id - Jambi adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki banyak potensi wisata. Jambi terletak di Pulau Sumatera dan awalnya, menurut laman Perkim, Provinsi Jambi menyatu dengan Provinsi Sumatera Tengah.

Namun, pada 6 Januari 1957, Jambi melepaskan diri dari Provinsi Sumatera Tengah dan membentuk provinsi sendiri.

Batas-batas wilayah Provinsi Jambi, antara lain:

- Sebelah Utara: berbatasan dengan Provinsi Riau

- Sebelah Selatan: berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan

- Sebelah Barat: berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Barat

- Sebelah Timur: berbatasan dengan Selat Berhala

Selain itu, menurut laman resmi Pemerintah Provinsi Jambi, daerah ini juga langsung berhadapan dengan Kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapore Growth Triangle).

Lantaran letaknya cukup strategis, serta terkenal dengan iklim tropis yang kaya akan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, Provinsi Jambi memiliki potensi wisata alam, dan budaya yang tidak kalah dengan sejumlah destinasi wisata di Nusantara.

Berikut adalah sejumlah rekomendasi tempat wisata di Jambi yang bisa Anda pilih sebagai salah satu destinasi liburan bersama keluarga dan orang-orang tercinta.

Rekomendasi tempat wisata di Jambi

1. Candi Muaro Jambi

Menurut laman Pemerintah Provinsi Jambi, kompleks Percandian Muaro Jambi menyimpan lebih dari 80 reruntuhan candi, serta sisa-sisa permukiman kuno pada rentang abad IX-XV Masehi.

Situs Muaro Jambi ini dipercaya sebagai salah satu pusat pengembangan agama Buddha di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Kompleks Percandian Muaro Jambi yang terletak sekitar 30 km dari Kota Jambi ini, membentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari.

Candi-candi pada situs Muaro Jambi yang sudah direstorasi dan bisa Anda kunjungi adalah Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo.

Selain itu, juga terdapat Kanal-Kanal Tua yang mengelilingi komplek Percandian yang lokasinya tersebar di Desa Muaro Jambi, Kemingking Dalam, dan Danau Lamo.

WISATA CANDI MUARO JAMBI

Pengunjung menikmati suasana liburan di Candi Tinggi, Kompleks Percandian Muaro Jambi, Muarojambi, Jambi, Sabtu (23/6). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan.

2. Gentala Arasy

Menurut laman Pemerintah Provinsi Jambi, Gentala Arasy adalah singkatan dari Gena Tanah Lahir Abdurahman Sayuti yang merupakan monumen penghormatan untuk mantan Gubernur Jambi.

Selain sebagai monumen penghormatan, Gentala Arasy juga berfungsi sebagai museum budaya, sekaligus ruang terbuka publik dengan corak arsitektur Arab.

Destinasi wisata yang terletak di tepi Sungai Batanghari ini, pada bagian belakangnya terdapat sebuah jembatan pedestrian sepanjang 4,5 meter dan panjang sekitar 503 meter yang menghubungkan daerah di seberang sungai.

Jika Anda melihat puncak menara museum budaya ini, maka Anda bisa melihat sebuah jam besar yang tampak sangat indah bila dilihat dari kejauhan.

Menara Gentala Arasy

Foto udara Menara Gentala Arasy di samping Sungai Batanghari di perkampungan Seberang Kota Jambi, Arab Melayu, Pelayangan, Jambi, Sabtu (17/4/2021). Menara setinggi 80 meter yang dibangun di perkampungan santri tersebut merupakan kawasan wisata religi di Provinsi Jambi yang dilengkapi museum dan diorama sejarah penyebaran Islam di daerah itu. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/wsj.

3. Gunung Kerinci

Gunung Kerinci adalah salah satu destinasi wisata alam yang amat indah dan menakjubkan untuk dikunjungi, apalagi bila Anda seorang pecinta alam sejati.

Menurut laman Direktori Pariwisata, Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Sumatera, dan menjadi gunung berapi tertinggi di Indonesia.

Gunung Kerinci dikelilingi hutan belantara lebat yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat, juga menjadi habitat harimau Sumatera.

Dari atas puncak Gunung Kerinci, Anda bisa melihat pemandangan kota Jambi, kota Padang, dan Bengkulu dari kejauhan yang amat indah. Bahkan, bentangan Samudera Hindia yang amat luas pun dapat Anda saksikan dengan jelas dari atas puncak Kerinci.

KERUSAKAN HUTAN GUNUNG KERINCI

Gunung Kerinci (3805 mdpl) di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) terlihat dari Puncak Lindung Jaya, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Selasa (3/4/2018). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

4. Danau Gunung Tujuh

Danau Gunung Tujuh adalah destinasi wisata alam dengan pemandangan memesona yang terletak di Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Menurut laman Direktori Pariwisata, danau ini berada di Kawasan Gunung Tujuh yang berada tepat di belakang Gunung Kerinci.

Danau Gunung Tujuh juga merupakan salah satu danau tertinggi di Indonesia yang berada pada ketinggian 1950 meter di atas permukaan laut.

Danau Gunung Tujuh

Danau Gunung Tujuh, danau yang terletak di desa Pelompek, kabupaten Kerinci, Jambi. (FOTO/wikipedia)

5. Danau Kaco

Danau ini berada di Kabupaten Kerinci, tepatnya di kaki Gunung Kerinci. Danau disebut sebagai Danau Kaco karena air danau ini sangat jernih seperti kaca yang bisa memantulkan cahaya. Bahkan cahaya redup ketika matahari telah tenggelam.

Menurut laman Direktori Pariwisata, danau yang terletak di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) luasnya mencapai 90 meter persegi.

Danau yang berada di Desa Lempur ini merupakan habitat alami ikan Semah. Uniknya, dari lima danau yang ada di Desa Lempur, yaitu Danau Lingkat, Danau Kecik, Danau Duo dan Danau Nyalo, hanya Danau Kaco yang menjadi habitat dari ikan yang di negeri Malaysia, harga perkilogram mencapai Rp500.000.

Danau Kaco

Danau Kaco terletak di Desa Lempur, Jambi. (FOTO/wikipedia/Fransiska)

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari