tirto.id - Musik dangdut sudah lama akrab di telinga para pendengar Indonesia. Bermodal alat musik kendang dan seruling, sejumlah lagu bisa dimainkan serta mengundang orang bergoyang. Bagaimana musik dangdut dapat berkembang di Indonesia? Siapa saja penyanyi dari genre musik tersebut?
Dekade 1950 dan 1960-an diketahui sebagai populernya musik Melayu. Di samping itu, kemunculan musik dari Hindustan (India Utara) dan Arab juga ikut menyumbang semaraknya belantika musik tanah air.
Alhasil, pengaruh ketiga genre tersebut secara bertahap melahirkan selera musik baru.
Proses silang budaya ini dianggap menjadi cikal bakal musik dangdut. Jika dibedah dari segi penamaan, kata “dangdut” disusun dari bunyi alat musik tabla.
Setiap tabuhan biasanya menghasilkan bunyi “tak”, “tung”, “dang”, dan “dut.” Dua kata terakhir akhirnya disematkan guna menyebut genre musik ini.
Mulai akhir 1960-an dan awal 1970-an, dangdut kian berkembang. Terjadi transformasi untuk mematangkan musik tersebut sesuai keadaan sezaman.
Lantas, musik dangdut mencuat sebagai musik populer karena kian diminati di Indonesia, terutama saat era 80-an.
Contoh Penyanyi Dangdut di Indonesia
Pada tahun 2000-an, bermunculan pula generasi baru, terutama lewat aliran dangdut koplo. Dalam rentang waktu tersebut, dangdut akhirnya memiliki sejumlah penyanyi berbakat di Indonesia. Berikut 5 contoh penyanyi dangdut beserta lagu-lagunya:
Ellya Khadam
Jika merujuk penyanyi dangdut generasi awal, nama Ellya Khadam merupakan salah satu yang bisa disebut. Penyanyi kelahiran 23 Oktober 1928 ini dikenal dengan lagu berjudul “Boneka dari India”.
Kala memulai kariernya, Ellya menjadi penyanyi dalam Orkes Melayu Kelana Ria. Di bawah pimpinan Adi Karso dan Munif Bahasuan, orkes ini melejitkan Ellya Khadam sebagai musisi tanah air.
Lagu-lagu Ellya mulai digemari. Selain “Boneka dari India”, terdapat pula “Djandji” dan “Pergi Tanpa Pesan” yang langganan diputar pada akhir 1950-an dan awal 1960-an.
A. Rafiq
Bernama lengkap Ahmad Rafiq, penyanyi dangdut legendaris Indonesia ini cukup berjaya pada akhir 1960-an.
Ia merintis kariernya dengan bergabung bersama Sinar Kumala, orkes musik melayu di Semarang. Setelah itu, A. Rafiq mendirikan sebuah grup bernama Elrafika, tepatnya tahun 1969.
Ada ciri khas yang dapat ditandai dari Elrafika. Musik dangdutnya dipadukan dengan irama India dan Timur Tengah.
Perpaduan tersebut menjadi keunikan tersendiri. Popularitas A Rafiq berpengaruh pada penjualan kasetnya, seperti ketika tembus hingga 1 juta copy untuk album berisi lagu “Lirikan Matamu”.
Elvy Sukaesih
Album bertajuk Ratu dan Radja yang dirilis tahun 1975 semakin mengerek nama Elvy Sukaesih.
Sebelum lebih dikenali sebagai Ratu Dangdut, bakat bernyanyi Elvy sudah terendus sejak mengeyam sekolah dasar.
Orkes melayu OM Pancaran Muda dan OM Permana mempopulerkan Elvy Sukaesih di panggung.
Elvy kemudian merapat ke OM Soneta pada era 1970-an. Di grup musik tersebut, ia menjadi penyanyi pendamping Rhoma Irama.
Sejumlah penghargaan diraih sang Ratu Dangdut, salah satunya Golden Achievement Award Spirit Culturan Asean Communitas dari Kesultanan Djohor dan Kelantan (2015).
Rhoma Irama
Karier Rhoma Irama bermula ketika tergabung dalam grup orkes Gayhand tahun 1963. Selanjutnya, ia menjadi bagian dari orkes melayu bernama El Sitara.
Ketika membentuk grup musik dangdut sendiri, yaitu Soneta (1973), nama Rhoma Irama mulai melambung. Sebanyak 18 album telah dirilis Raja Dangdut bersama Soneta.
Lagu-lagu Rhoma sering didengar dan dilantunkan pecinta musik dangdut, terutama dalam album Begadang (1973), Darah Muda (1975), hingga Bujangan (1994).
Kiprah Rhoma tak hanya berarti secara pribadi, melainkan juga berpengaruh terhadap perkembangan musik dangdut.
Ini berkat kemampuan Rhoma menggabungkan aliran musik melayu, rock pop, dan India.
Rita Sugiarto
Setelah berduet dan mengisi suara untuk film-film Rhoma Irama, seperti Darah Muda, Berkelana, dan Gitar Tua, nama Rita Sugiarto mulai dikenal. Ia juga dianggap sebagai penyanyi dengan suaranya yang sangat unik, sebagaimana diakui Rhoma Irama sendiri.
Selaku penyanyi dangdut, Rita terbilang masih cukup aktif. Ia sempat menghiasi layar kaca karena bertindak menjadi juri ajang pencarian bakat.
Lagu-lagu Rita kerap cocok di telinga pendengar. Sekadar menyebut beberapa judul, yaitu "Tersisih", "Ikhlas", "Terlalu Rindu", hingga "Tulang Rusuk".
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Abdul Hadi