tirto.id - Kram otot saat bercinta bisa terjadi di beberapa bagian tubuh, misalnya kaki, paha, hingga perut bagian bawah. Kram menyebabkan rasa sakit dan tentunya sangat mengganggu hubungan intim, tapi kenapa kram bisa terjadi?
Kram otot adalah kondisi ketika otot menegang atau mengalami kontraksi dengan sendirinya. Kram otot bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti berikut:
- Otot kelelahan karena bekerja terlalu keras
- Dehidrasi
- Kekurangan mineral seperti magnesium dan kalium
Bercinta dengan posisi yang kurang nyaman juga bisa mengakibatkan kram otot. Otot dipaksa bekerja keras dalam posisi yang tidak mengenakkan sehingga lebih cepat lelah dan berujung kram.
Sementara menurut laman Medical News Today, kram otot saat bercinta juga bisa disebabkan oleh orgasme. Seperti yang diketahui, orgasme membuat otot tubuh berkontraksi dan sulit dikendalikan, khususnya di area panggul. Jika kontraksi tersebut berlangsung lama dan intens, maka bisa menyebabkan kram.
Cara Mengatasi Kram Otot Saat Bercinta
Kram otot adalah hal yang umum terjadi sehingga jarang mengakibatkan masalah kesehatan serius. Namun, agar tidak mengganggu hubungan intim Anda dengan pasangan, coba atasi dengan beberapa cara berikut:
1. Regangkan dan pijat bagian yang kram
Saat mengalami kram, segera hentikan aktivitas atau gerakan yang menyebabkan otot menegang. Lakukan peregangan agar otot menjadi lebih rileks.
Dilansir dari Webmd, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah meregangkan otot ke arah yang berlawanan. Misalnya kram terjadi pada area paha bagian belakang (hamstring), maka Anda bisa mengangkat kaki mendekati kepala dan mengencangkan otot paha bagian depan.
Setelah melakukan peregangan, pijat bagian yang kram dengan tangan. Anda juga bisa memijatnya menggunakan roller agar otot semakin rileks.
2. Kompres hangat atau dingin
Kompres bagian yang kram dengan heating pad atau handuk kecil yang sudah dibasahi dengan air hangat. Hal ini bisa meredakan rasa sakit yang timbul akibat kram otot. Selain dikompres, Anda juga bisa mandi air hangat, baik menggunakan shower atau berendam untuk membuat otot tubuh lebih rileks.
Tak hanya air hangat atau suhu tinggi, mengompres dengan air es juga bisa untuk mengatasi kram. Gunakan ice pack atau ice bag untuk mengompres. Bisa juga memakai es batu yang dibungkus dengan handuk kecil dan letakkan di area tubuh yang kram.
3. Ganti posisi bercinta
Kram bisa terjadi karena posisi yang kurang nyaman atau tidak tepat sehingga membuat otot bekerja terlalu keras. Cobalah ganti posisi bercinta yang tidak memberikan terlalu banyak tekanan pada otot yang baru mengalami kram.
Misalnya otot paha mendadak kram saat berhubungan dalam posisi duduk atau jongkok. Jangan memaksakan diri dan ganti posisi yang tidak membutuhkan banyak gerakan kaki, misalnya posisi dengan tubuh tidur telentang.
4. Cegah dengan minum air yang cukup
Anda bisa melakukan pencegahan dengan memenuhi asupan cairan tubuh. Menghidrasi tubuh sama halnya dengan menghidrasi otot-otot sehingga tidak kaku dan mudah melakukan gerakan.
Jika terlanjur mengalami kram, disarankan untuk minum minuman yang kaya elektrolit, misalnya air kelapa, jus semangka, air jeruk, atau produk minuman elektrolit yang dijual bebas di pasaran. Cara ini memang tidak bisa instan menyembuhkan kram, tapi setidaknya bisa membantu meredakan sekaligus mencegah kram berkelanjutan.
5. Penuhi asupan vitamin dan mineral
Dikutip dari Health Shots, perubahan pola makan juga bisa mencegah terjadinya kram. Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kram bisa terjadi akibat kekurangan mineral seperti magnesium dan kalium yang berperan membantu kinerja otot.
Makanan seperti kacang dan biji-bijian diketahui kaya akan magnesium. Sementara makanan yang mengandung banyak kalium antara lain pisang, jeruk, kentang, tomat, dan nanas.
Selain mineral, penuhi asupan vitamin E dan B kompleks untuk mengurangi risiko kram otot. Contoh beberapa makanan yang memiliki kandungan vitamin-vitamin tersebut adalah sayuran berdaun hijau, kacang, telur, ikan, kedelai, oatmeal, hingga beragam jenis buah-buahan.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari