Menuju konten utama

40 Perusahaan Siap Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis

Demi mendukung pertumbuhan produksi susu, pemerintah telah menyediakan 1,5 juta hektare lahan untuk peternakan.

40 Perusahaan Siap Impor Sapi untuk Program Makan Bergizi Gratis
Pekerja memeriksa kandang dan kondisi sapi perah di Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (18/9/2017). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

tirto.id - Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengungkapkan bahwa 40 perusahaan siap mengimpor sapi perah untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Perusahaan-perusahaan itu akan diberi izin impor sapi perah. Hal itu dilakukan agar pendatangan sapi hidup tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ini sifatnya investasi dengan jaminan penjualan off-take-nya. Off-take guarantee-nya adalah untuk program Makan Bergizi Gratis,” kata Sudaryono dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Sudaryono mengatakan bahwa pasokan susu nasional tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan program MBG. Karenanya, dengan adanya izin impor sapi perah tersebut, akan didatangkan sebanyak 1,3 juta sapi hidup.

Kenapa kita kurang daging dan kurang susu? Itu karena memang indukannya kurang. Jadi, kalau kita mau sampai dengan cukup, barangkali kita puasa enggak potong sapi, misalnya, sekian puluh tahun baru tercapai. Tapi, kita enggak mungkin begitu,” ujar dia.

Sementara itu, untuk mendukung pertumbuhan produksi susu di Indonesia, pemerintah telah menyediakan 1,5 juta hektare lahan yang nantinya dapat digunakan oleh 40 perusahaan importir untuk membiakkan sapi.

Pada saat yang sama, Kementerian Pertanian juga akan membantu para pengusaha untuk mendapatkan izin dan pendampingan sisi administrasi untuk pengusahaan peternakan.

Kementerian Pertanian pun sudah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan lahan hutan, kebun sawit, sampai lahan masyarakat. Sudaryono memastikan, meski salah satu lahan bakal digunakan sebagai peternakan, lahan tersebut tidak akan diubah. Maksudnya, tanaman sawit tak akan dibabat demi dapat beternak sapi.

Sawitnya tetap di situ, cuma dia pelihara sapi di situ. Ternak ini enggak nebang apa-apa. Kami tidak menebang pohon. Paling mungkin ya dia bikin kandang gitu ya. Itu juga luasnya enggak sampai 2 hektare. Paling 1-2 hektare untuk kandangnya. Sisanya itu untuk dia [sapi] dilepas, kemudian juga untuk sumber pakan dan seterusnya,” imbuh Sudaryono.

Lokasi lahan yang bakal digunakan untuk peternakan antara lain di Sulawesi Tengah, Banten, Blora, dan beberapa daerah di Jawa Timur.

Jadi, 1,5 [juta hektare] itu enggak satu hamparan. Itu pecah-pecah. Ada yang 10 ribu [hektare], ada yang 100 ribu [hektare], ada yang 20 ribu [hektare], ada yang 13 ribu [hektare], ada yang 3 ribu [hektare], ada yang cuma 2 ribu [hektare], 1.500 [hektare],” jelas Sudaryono.

Baca juga artikel terkait IMPOR SAPI atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi