tirto.id - Sebanyak 37.792 korban banjir di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, masih bertahan di posko pengungsian, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi Henri Lincoln di Cikarang, Rabu, mengatakan bahwa pemerintah daerah telah menyediakan 55 posko pengungsian bagi warga yang daerah permukimannya kebanjiran.
"Di posko-posko tersebut kami juga siapkan kebutuhan utama warga, terutama logistik dan obat-obatan," katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah juga telah menyediakan 12 dapur umum dan enam posko kesehatan untuk melayani korban banjir.
Warga Kampung Babakan Banten, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Jajang (45), mengatakan bahwa dia akan kembali ke rumah setelah ada pemberitahuan resmi dari pemerintah bahwa daerah tempat tinggalnya sudah aman dari banjir.
Menurut Jajang, yang kini tinggal di posko pengungsian bersama keluarganya, sebagian warga belum berani kembali ke rumah karena khawatir banjir susulan datang.
"Ada juga sebagian saja yang sudah pulang dan mulai membersihkan rumahnya. Tapi mereka masih tidak berani tidur di dalam rumah, tidurnya di teras rumah," katanya.
Ahmad Jumli Husaini, korban banjir yang mengungsi di saung Desa Pebayuran, juga harus bertahan di pengungsian karena banjir telah memporak-porandakan rumahnya.
"Ini rumah saya yang ambruk ini ada dua KK Pak, rumah saudara saya di sini ambruk semua Pak, ada lebih 20 rumah," kata dia.
Pemukiman warga yang terendam banjir terdampak jebolnya tanggul Sungai Citarum di Desa Sumber Urip, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Menurut BNPB, banjir di Kabupaten Bekasi ini melanda empat desa di Kecamatan Pebayuran, yaitu Desa Sukaurip, Karangsegar, Bantasari dan Sumber Urip.
Selain akibat tanggul jebol, intensitas hujan yang tinggi juga semakin memperparah banjir. Dampaknya banjir juga melanda 34 desa di 15 kecamatan di Karawang.
Editor: Maya Saputri