Menuju konten utama

30 Karya Seniman dan Perupa Ternama Indonesia Dipamerkan BBY

Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) kembali menggelar pameran koleksi seni rupa, kali ini bertajuk “TANDA MATA XI." Ada30 karya yang dipamerkan mulai Sabtu, (3/9/2016) meliputi 23 karya lukisan, 2 lukisan batik, kolase, 4 karya grafis, dan 1 karya patung dari seniman dan perupa ternama di Indonesia

30 Karya Seniman dan Perupa Ternama Indonesia Dipamerkan BBY
Pameran Koleksi Seni Rupa BBY 'TANDA MATA XI' yang diselenggarakan di Bentara Budaya Yogyakarta tanggal 3 - 10 September 2016. [Foto/BBY]

tirto.id - Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) kembali menggelar pameran koleksi seni rupa. Pameran yang dibuka pada Sabtu, 3 September 2016 ini bertajuk “TANDA MATA XI” memamerkan 30 karya meliputi 23 karya lukisan, 2 lukisan batik, kolase, 4 karya grafis, dan 1 karya patung dari seniman dan perupa ternama di Indonesia.

Seniman dan perupa yang terlibat antara lain: Agus Baqul Purnomo, Anggar Prasetyo, Camelia Mitasari & Reza Prastica Hasibuan, Dewa Ngakan Made Ardana, Dhidhik Danardhono, Dawud Dwi Wibisono, Harun, Haqiqi Nur Cahyo, Heri Pemad, Idiosyncratic (Andi Waskito, Galih Hendra Swastika, Jaka Utama, Jessica Justine Tabah, Muhammad Yakin, Widi Pangestu Soegiono), IskandarFauzi, Januri, Jesaya Jerry P., Laksmi Shitaresmi, Linda Kaun, Lindu Prasekti, Ngakan Putu Agus Arta Wijaya (NPAAW), M. Fadlil Abdi, Nofrizaldi, Rangga Jalu Pamungkas, Samuel Indratma, Soetopo, Sri Setyawati Mulyani (Cipuk), Sugiyo, Syahrizal Pahlevi, Tjokorda Bagus Wiratmaja, Tondo Suryaning Buwono (Wonny), Tulus Warsito (Alm.), V. Sarjono (Alm.), dan Wardi Bajang (Alm.).

Kumpulan karya seni ini diawali dari 34 tahun yang lalu, ketika Bentara Budaya mulai melangkah mengabdi pada jalan seni. Bentara Budaya hadir di tengah kehidupan seni Budaya Yogyakarta khususnya dan Indonesia umumnya karena kebutuhan akan kantong seni pada masa itu yang sangat mendesak.

Waktu itu hanya ada beberapa gedung kesenian yang dapat menampung kebutuhan para perupa yang jumlahnya sangat banyak di Yogyakarta. Bahkan, beberapa gedung kesenian itu sepertinya menolak kehadiran para seniman otodidak yang bermaksud memamerkan karya mereka, hanya yang mempunyai latar belakang akademisi yang diterima.

Sindhunata-saat masih wartawan harian Kompas-menyampaikan situasi tersebut kepada pimpinan Kompas, Jakob Oetama. Mendengar hal tersebut, Pak Jakob langsung merespon dengan segera. Kebetulan ada sebuah gedung yang belum dimanfaatkan oleh Toko Buku Gramedia. Maka dalam waktu singkat terbentuklah lembaga kebudayaan Kompas Gramedia yang siap beroperasi dengan nama Bentara Budaya.

Jadi semangat seni rupa yang menggebu-gebu inilah yang mendorong terbentuknya Bentara Budaya. “Kami amat berterima kasih kepada para seniman dan perupa yang menghidupi Bentara Budaya sejak puluhan tahun yang lalu hingga saat ini,” kata Wuryani, salah seorang pengurus Bentara Budaya Yogyakarta (BBY).

Selama 34 tahun tersebut, Bentara Budaya memperoleh tanda mata dari seniman dan perupa yang berpameran di Bentara Budaya Yogyakarta. Sampai saat ini sudah ada sekitar 438 karya. Secara berkala, karya-karya tersebut dipamerkan kembali dalam satu periode.

Sama seperti pameran kali ini, merupakan periode XI, yang terkumpul dari Agustus 2014 sampai Agustus 2016.

Baca juga artikel terkait PAMERAN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh