Menuju konten utama

3 Doors Down Ramaikan Konser Pelantikan Trump

Dalam sesi acara pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump yang bertajuk "Make America Great Again! Welcome Celebration", 3 Doors Down menjadi salah satu grup band yang tampil. Acara  akan digelar pada Jumat (20/1/2017) waktu setempat di Lincoln Memorial, Washington DC, Amerika Serikat.

3 Doors Down Ramaikan Konser Pelantikan Trump
Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump berbicara kepada anggota media setelah pertemuan dengan pejabat Pentagon di pemukiman Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, Amerika Serikat, Rabu (21/12). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria.

tirto.id - 3 Doors Down menjadi salah satu grup band yang tampil dalam acara pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump akan digelar pada Jumat (20/1/2017) waktu setempat di Lincoln Memorial, Washington DC, Amerika Serikat. Ketua panitia Tom Barrack berkata pada USA Today bahwa perayaan akan dipersembahkan bagi atribut terbesar rakyat AS di masa transisi yang damai dari kekuatan partisan.

"Presiden terpilih Trump sudah dengan jelas menyatakan pelantikan akan dilakukan oleh dan bagi warga Amerika. Pelantikan ke 58 akan merayakan sejarah Amerika dan warisannya, tentunya sambil menyongsong masa depan yang lebih cerah bagi warga Amerika," kata Tom.

Sederet musisi lain siap menyemarakkan gelaran tersebut. Gelaran petang itu akan dimulai dengan "Voices of the People" yang melibatkan penampilan warga negara Amerika yang sudah mendaftar untuk turut serta dalam gelaran itu.

Acara dilanjutkan dengan tajuk "Make America Great Again! Welcome Celebration" yang dimeriahkan sederet penampilan musisi seperti: Toby Keith, Jon Voight, Jennifer Holliday, The Piano Guys, Lee Greenwood, RaviDrums, dan The Frontmen of Country yang juga menampilkan Tim Rushlow, mantan vokalis "Little Texas,” Larry Stewart dari "Restless Heart" dan Richie McDonald dari “Lonestar”.

Donald Trump adalah sosok politisi yang paling kontroversial. Mulai dari menuding bahwa akta kelahiran Barack Obama adalah palsu, janji untuk membangun tembok besar guna membendung kedatangan imigran, menuduh para pekerja Meksiko adalah kriminal dan pemerkosa, hingga berbagai cuitan rasis dan seksis di Twitter.

Karena itu, ada banyak warga AS yang kemudian menolak Trump untuk jadi Presiden mereka, termasuk para musisi. Dulu, terutama pada masa Obama, tampil untuk inaugurasi Presiden adalah momen penting sekaligus membanggakan. Tapi di era Trump, tak banyak yang mau melakukannya.

"Bukan hal yang mengejutkan kalau tim Trump kesulitan mencari seniman terkenal untuk inaugurasi," kata jurnalis musik Steven Horowits, pada The Guardian. "Jika kamu melihat dukungan artis pada sebelum coblosan, dukungan terbesar para seniman adalah untuk Hillary Clinton."

Tampil di inaugurasi Trump akan banyak berisiko, antara lain ditinggal oleh para penggemar mereka. Kesulitan mencari seniman top ini kemudian dijadikan olok-oloh oleh Alec Baldwin. Selama 2016, Baldwin rutin menjadi peniru Trump di acara Saturday Night Live, dan amat berhasil menjadikan Trump sebagai bahan olokan dan celaan. Karena perannya itu, Trump sempat kesal pada Baldwin dan menumpahkan kekesalannya itu via Twitter.

"Aku menonton sebagian acara Saturday Night Live kemarin malam. Acara itu jelas bias dan subyektif. Sama sekali tidak lucu. Apa ini yang namanya kesetaraan?"

Baldwin kemudian membalas bahwa setelah pemilihan, tak ada lagi kesetaraan. "Sudah bukan waktunya kesetaraan. Kamu mencoba jadi presiden, dan orang-orang merespons. Cuma itu saja." Baldwin, dengan nada olok-olok, menawarkan diri untuk tampil di inaugurasi Trump. Pilihan lagu yang akan dia bawakan? "Highway to Hell" dari band rock AC/DC. Sebuah simbol bahwa Amerika Serikat akan jadi neraka di bawah kepemimpinan Trump.

Baca juga artikel terkait INAUGURASI atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Musik
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan

Artikel Terkait