Menuju konten utama

280 WNA Dievakuasi, Kemenlu: Keputusan Pulang Ada pada Diri Mereka

Kemenlu menyatakan, pihaknya tidak akan memulangkan 280 WNA yang telah berhasil dievakuasi.

280 WNA Dievakuasi, Kemenlu: Keputusan Pulang Ada pada Diri Mereka
Wisatawan asing menyeret koper pascagempa di Kecamatan Pemenang,Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (6/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data jumlah total orang yang telah dievakuasi pasca terjadi gempa di Lombok, NTB. Terdapat 280 orang WNA dan 150 orang WNI telah dievakuasi.

Data itu dirilis via akun Twitter resmi BNPB, Senin (6/8/18) siang pukul 14.30 WIB. BNPB juga menulis, diperkirakan masih terdapat 500 orang yang masih menunggu, serta dikawal oleh 320 orang dari Tim SAR.

Irvan Buchari, salah satu narahubung resmi Kementerian Luar Negeri mengatakan, pihaknya tidak akan memulangkan para WNA yang sudah dievakuasi.

"Itu terserah mereka. Apabila ada penerbangan, mereka bisa segera keluar dari Lombok atau Indonesia. Info dari Basarnas dan BNPB mereka dievakuasi dari Gili ke Senggigi, tepatnya Pelabuhan Bangsal," katanya saat dihubungi Tirto, Senin (6/8/18).

Ia juga mengkonfirmasi bahwa, data dari BNPB mengenai 500 orang masih menunggu untuk dievakuasi itu benar.

"Mengenai 500 orang, itu WNI dan WNA," katanya.

Tadi malam, Minggu (5/8/18), gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok, NTB. BNPB menyebut pusat gempa terjadi di garis lintang 8,37 LS dan 116,48 BT.

Hingga saat ini pihak BNPB masih mengeluarkan data korban sebanyak 91 orang meninggal dunia dan 209 luka-luka. Ratusan rumah juga rata dengan tanah pasca gempa terjadi.

Ini adalah kali kedua NTB diguncang gempa sejak satu bulan terakhir. Kali terakhir gempa menguncang Lombok-Sumbawa dan Bali pada Minggu 29 Juli dengan kekuatan 6,4 SR. Kesamaan keduanya: gempa disebabkan aktivitas Sesar Naik Flores atau Flores Back Arc Thrust.

Baca juga artikel terkait GEMPA LOMBOK atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Yandri Daniel Damaledo