Menuju konten utama

Gempa Lombok: Jateng Kirim Logistik dan 25 Personel Lewat Pesawat

Jumlah korban gempa Lombok bertambah menjadi 91 orang meninggal, 209 luka-luka, ribuan rumah rusak dan puluhan ribuan mengungsi.

Gempa Lombok: Jateng Kirim Logistik dan 25 Personel Lewat Pesawat
Suadah (41), korban gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) menjalani perawatan di halaman Rumah Sakit Kota Mataram, Minggu (5/8/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

tirto.id - Gempa berkekuatan 7 SR yang menghantam Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diperkirakan menelan korban hingga 91 orang meninggal dunia. Informasi tersebut dinyatakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Untuk menangani gempa bumi di Lombok tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan mengirimkan bantuan logistik beserta personel dengan pesawat terbang karena kondisi yang sedang darurat.

"Bantuan logistik dan personel akan dikirim nanti malam melalui jalur udara, kalau lewat darat kelamaan, kita butuh respons cepat," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng Sarwa Pramana di Semarang, Senin (6/8/2018), seperti dikutip Antara.

Sarwa berharap PT Angkasa Pura I bisa memberikan kemudahan dalam proses pengangkutan bantuan logistik dan 25 personel BPBD tersebut.

Terkait dengan rencana pengiriman bantuan untuk korban gempa bumi di Lombok, Sarwa berharap ada kemudahan akses dari PT Angkasa Pura I dalam mengangkut.

Bantuan untuk korban gempa di Lombok tersebut, kata Sarwa, berupa bahan makanan, obat-obatan, dan selimut, termasuk pula bantuan untuk anak sekolah seperti seragam dan alat tulis.

"Personel dari Jateng diharapkan bisa banyak membantu di lokasi gempa salah satunya untuk pembangunan tenda darurat dan dapur umum di sana," ujarnya di sela pengepakan bantuan di kantor BPBD Jateng.

BNPB menyebutkan jumlah korban meninggal akibat gempa pada Minggu (5/8/2018) petang tersebut telah bertambah menjadi 91 orang, 209 luka-luka, ribuan rumah rusak, dan puluhan ribuan mengungsi.

"Ini data sementara, kemungkinan bisa bertambah karena pendataan masih dilakukan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tirto, Senin (6/8/2018).

Ia menambahkan korban meninggal kebanyakan karena tertimpa bangunan yang roboh karena gempa. Namun, ada pula yang meninggal setelah terjatuh dan mengalami stroke saat berlari menyelamatkan diri ketika gempa terjadi.

Korban meninggal segera dibawa ke rumah sakit untuk diidentifikasi dan akan mendapat santunan sebesar Rp15 juta dari Kementerian Sosial, sedangkan yang terluka segera dirawat di rumah sakit dan mendapat santunan Rp2,5 juta.

Dampak gempa yang terjadi pukul 18.46 WIB, berpusat pada kedalaman 15 kilometer dan berlokasi pada 8.37 Lintang Selatan dan 116.48 Bujur Timur ini masih dalam pendataan.

Menurut Sutopo, hingga saat ini masih terus didata mengingat belum seluruh wilayah terdampak dapat dijangkau oleh tim gabungan SAR.

Baca juga artikel terkait GEMPA LOMBOK

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto