tirto.id - Lombok dilanda gempa besar dengan kekuatan 7,0 SR pada Minggu (5/8/2018) malam sekitar pukul 19.46 Wita. Hingga hari ini, Senin (6/8/2018), pun masih tercatat adanya gempa susulan yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan lebih dari 140 kali gempa bumi susulan terjadi hingga Senin pukul 11.00 WIB di Lombok, NTB.
"Hingga pukul 11.00 WIB, sudah tercatat 147 kali gempa susulan, dengan 13 kali gempa di antaranya dirasakan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Kantor BMKG, Jakarta.
Ia menuturkan pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi Lombok dan sekitarnya serta peluruhan kekuatan gempa bumi.
"Dalam beberapa hari ke depan, kami akan terus memonitor terhadap gempa-gempa susulan ini biasanya dengan frekuensi dan kekuatan menurun," ujarnya.
Sebelumnya BMKG menyatakan, sebanyak 132 gempa susulan terjadi di Lombok hingga pukul 08.00 WIB. Terakhir, gempa bumi yang berkekuatan 5,4 SR terjadi di lokasi 12 kilometer barat daya Lombok Utara pada pukul 07.28 WIB dan tidak berpotensi tsunami.
BMKG juga mencatat gempa-gempa susulan sebelumnya, di antaranya gempa berkekuatan 5,1 SR yang mengguncang pada pukul 23.49 WIB pada Minggu. Gempa ini berpusat di darat 21 km Barat Laut Lombok Utara.
BMKG mengimbau pada masyarakat untuk tidak masuk ke dalam bangunan yang sudah rusak akibat gempa karena dikhawatirkan sewaktu-waktu mungkin dapat runtuh akibat gempa susulan.
"Kami mengimbau masyarakat tidak menempati kondisi rumah atau bangunan yang rusak," kata Triyono melanjutkan.
Gempa yang terjadi pada Minggu malam telah menyebabkan sebanyak puluhan orang meninggal dunia, ratusan luka-luka dan ribuan orang mengungsi.
Perkembangan terbaru dari BNPB, jumlah korban meninggal menjadi 91 orang dan 209 luka-luka. Ada pun daerah yang terparah akibat gempa 7 Srini adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram.
"Ini data sementara, kemungkinan bisa bertambah karena pendataan masih dilakukan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Tirto, Senin.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari