Menuju konten utama

2 Juta Negatif COVID Tak Tercatat, Epidemiolog Minta Tes Dievaluasi

Soal dua juta tes negatif COVID-19, epidemiolog menilai ada ketidakselarasan antara data negatif yang dipaparkan Luhut dengan data di lapangan.

2 Juta Negatif COVID Tak Tercatat, Epidemiolog Minta Tes Dievaluasi
Ilustrasi corona virus. FOTO/iStockphoto.

tirto.id - Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menjelaskan dua juta kasus yang sempat disinggung Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, merupakan "tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium."

Polemik dua juta data tersebut mencuat saat Luhut menggelar diskusi virtual pertama bersama para epidemiolog pada Kamis (5/2/2021) kemarin.

Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman yang hadir pada kesempatan diskusi tersebut menilai, terdapat ketidakselarasan antara data negatif yang dipaparkan Luhut dengan data di lapangan: angka kematian tinggi dan membludaknya kapasitas rumah sakit.

"Testing itu kan posisinya di awal atau indikator awal, kalau testing awal itu begitu besar, 2 juta itu besar dan tidak berdampak pada indikator telat," ujarnya kepada Tirto, Sabtu (6/2/2021).

Oleh sebab itu, Dicky menyarankan agar pemerintah mengevaluasi strategi 3T (testing, tracing, treatment).

"Asumsi lainnya strategi testing kita salah, kita melakukan tes pada kelompok yang salah dan bisa saja dilakukan berkali-kali. Datanya tidak konsisten antara indikator awal dan akhir," imbuhnya.

Sementara itu, Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menilai 2 juta kasus negatif tersebut akan berdampak pada positivity rate, apabila "nanti sudah terintegrasi dan dimasukkan."

"Angka positivity rate juga akan turun karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan sebelumnya," jelas Jodi dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/2/2021).

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Maya Saputri