tirto.id - Sebanyak 150 personel gabungan dari TNI dan Polri telah diturunkan untuk mengamankan Sabu Raijua pascapenyerangan terhadap tujuh siswa SD Seba, Kabupaten Sabu yang terjadi pada Selasa (13/12/2016).
"Ada kurang lebih 150 personel pihak keamanan dari TNI dan Polri yang disiapkan, untuk mengamankan daerah ini," katanya saat meninjau korban penyerangan siswa SD di Sabu, seperti dilansir Antara, Rabu (14/12/2016).
Gubernur NTT melakukan kunjungan ke Sabu tersebut bersama sejumlah Forkopimda, di antaranya Kapolda NTT Brigjen Pol E. Widyo Sunaryo Komandan Korem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto, Komandan Lantamal VII Kupang Brigjen TNI (Mar) Dedi Suhendar, dan Komandan Lanud El Tari Kupang Kolonel Pnb Jorry S. Koloay.
Orang nomor satu di NTT tersebut mengatakan, jumlah pasukan tersebut hingga saat ini masih terbatas pada 150 personel. Namun jika terjadi hal yang tidak diinginkan, akan ada tambahan 200 personel lagi untuk mengamankan daerah sekitar.
"Penjagaan yang dilakukan oleh sejumlah pasukan tersebut hanya bagian dari mengantisipasi saja jika terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan agar aktivitas masyarakat di daerah tersebut tetap berjalan, sehingga kehidupan ekonomi di daerah itu juga tetap berjalan.
Tambah Personel
Sementara itu pada kesempatan terpisah, Kapolda NTT Brigjen Pol E Widyo Sunaryo menyatakan pihaknya tengah berencana untuk menambah personel keamanan di Sabu Raijua pascainsiden penyerangan terhadap tujuh anak SD di wilayah itu.
"Persoalan di Sabu menjadi referensi untuk disampaikan ke Mabes Polri untuk segera membentuk Polres baru atau tetap dengan Polsek tetapi dilakukan penambahan personel," katanya di Sabu Raijua, Kamis (15/12/2016).
Kapolda Sunaryo mengatakan tantangan untuk mengamankan wilayah Sabu sendiri membutuhkan kerja keras.
"Kalau dilihat dari keterpencilan Pulau Sabu ini yang jauh dari mana saja, maka perlu ada pertimbangan khusus untuk bisa dibentuk satu Polres baru di sana," tuturnya.
Wilayah Polsek Sabu Raijua masih dalam wilayah hukum Polres Kupang yang berkedudukan di Baubau, Kupang Timur di Pulau Timor bagian barat Nusa Tenggara Timur.
Mantan Kapolres Atambua ini juga mengatakan saat pengamanan tersangka seluruh personel kepolisian di Polsek tersebut sudah berkerja dengan sangat maksimal. Namun jumlah masyarakat yang tidak sebanding dengan jumlah personel mengakibatkan tersangka mudah diamuk massa dengan terlebih dahulu menjebol tahanan Polsek setempat.
"Saya mohon maaf dan ini salah saya karena kejadian ini sangat situasional dan sangat cepat sehingga bantuan pasukan juga tidak bisa dikirim secara cepat karena jarak ke Sabu yang sangat jauh," tuturnya.
Sebab perbedaan waktu antara kejadian penyerangan di sekolah dan di Polsek menurutnya sangat cepat dan hanya berkisar sekitar satu jam lebih, sedangkan pasukan dari Kupang baru bertolak ke Sabu pada sore harinya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari