tirto.id - Sebanyak 1.400 warga asing yang merupakan keluarga anggota ISIS ditahan oleh Otoritas Irak setelah pasukan pemerintah berhasil membebaskan kota Mosul.
Sebagian besar warga asing berasal dari Rusia, Turki, Asia Tengah dan beberapa diantaranya berasal dari negara-negara Eropa. Sejak 30 Agustus 2017 mereka ditahan di tempat penampungan di kawasan selatan Kota Mosul.
Menurut penjelasan intelejen Irak, mereka sedang menjalani proses verifikasi kewarganegaraan dengan negara asal mereka sebab banyak diantara mereka yang sudah tidak memiliki paspor. Selain itu pihak keamanan sedang berusaha untuk menempatkan perempuan dan anak-anak ditempat yang aman disaat berlangsungnya negosiasi dengan kedutaan negara asal guna keperluan pemulangan.
Mereka kini belum boleh keluar dari tempat penampungan, dan pada umumnya berbicara menggunakan bahasa Turki, Perancis, serta Rusia.
“Saya ingin kembali ke Prancis. Tapi saya tidak tahu bagaimana,” ungkap seorang perempuan keturunan Chechnya yang mengaku tinggal di Paris sebelum berangkat ke Irak. Dia tidak mengetahui secara pasti apa yang membawa suaminya berangkat ke Irak dan bergabung dengan ISIS.
Sebagian besar dari mereka menyerahkan diri kepada kelompok Peshmerga di dekat kota Tal Afar, bersama dengan suaminya. Peshmerga menyerahkan perempuan dan anak-anak kepada pasukan Irak, namun tetap menahan para pria dewasa.
Bulan lalu pasukan Irak berhasil membebaskan Kota Tal Aftar yang mayoritas penduduknya etnis Turki. Sebanyak 200.000 penduduk kota sudah melarikan diri saat dikuasai ISIS. Munculnya ketegangan antara warga Irak membuat para relawan kemanusiaan merasa khawatir, warga yang kehilangan rumah dan saat ini tinggal di penampungan, dengan pendatang baru keluarga anggota ISIS.
Warga Irak tersebut ingin balas dendam atas perlakuan kejam yang mereka terima dari ISIS yang menguasai Mosul pada 2014 silam.
“Para keluarga anggota ISIS itu dipisah demi keamanan mereka,” ungkap seorang pejabat intelejen Irak. Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mengatakan bahwa Irak “harus bertindak cepat untuk memperjelas masa depan mereka,” saat ini NRC mengurus 541 anak dan perempuan.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo