Menuju konten utama

1.099 Pegawai Garuda Ajukan Pensiun Dini

Manajemen Garuda menilai, lebih dari 1.000 karyawan yang mengajukan pensiun dini itu masih belum cukup.

1.099 Pegawai Garuda Ajukan Pensiun Dini
Pesawat milik Garuda Indonesia yang mengalami insiden pecah ban di Bandara Banjarmasin pada Rabu (11/6/2020). ANTARA/Angkasa Pura I/pri.

tirto.id - Sebanyak 1.099 pegawai PT Garuda Indonesia Tbk mengajukan diri untuk ikut program pensiun dini. Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menilai jumlah tersebut masih jauh dari yang diharapkan Garuda.

“Tapi hasil 1.000 itu masih jauh dari harapan kita," kata Irfan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI yang membahas kinerja Garuda pada Senin (21/6/2021).

Meski jumlahnya masih jauh dari harapan Garuda, akan tetapi manajemen tidak akan memaksa karyawan untuk mengajukan pensiun diri.

"Jadi nanti akan ada penawaran-penawaran lain yang akan kita diskusikan dengan teman-teman lain yang. Jelas kita enggak ada keinginan menzalimi karyawan. Kita tahu persis ini bukanlah waktu yang tepat untuk orang kemudian dipaksa keluar. Ini bukan waktu yang tepat, ini harus jaga kepentingan bersama,” tambah Irfan.

Ia juga mengungkapkan, tidak banyak pilot yang mengajukan pensiun dini dari 1.099 karyawan tersebut.

"Dari jumlah yang masuk kami melihat jumlah pilot yang mendaftar enggak terlalu banyak. Jadi untuk melihat struktur [tahapan pensiun dini] kepegawaian itu bukan sekali jalan,” jelas dia

Irfan mengungkapkan, Garuda Indonesia akan memberikan uang pensiun secara bertahap pada 1.099 pegawai yang sudah mendaftar. Hal itu dikarenakan kas perusahaan saat ini belum cukup untuk menutup biaya dari program pensiun dini.

“Belum ada uangnya, memang kita sepakati pada waktu kita umumkan itu adalah eksekusi pensiun dini ini disesuaikan dengan ketersediaan dana. Sehingga akan dilakukan secara bertahap,” jelas dia.

Irfan menjelaskan, tahap awal untuk realisasi program pensiun dini akan dimulai pada akhir bulan ini. Sehingga, untuk karyawan yang sudah mengajukan pensiun dini, dan uang pensiunnya belum cair, maka statusnya masih harus bekerja sebagai karyawan sampai surat keputusan (SK) pensiun dini keluar.

“Jadi sampai SK pensiun mereka belum keluar status karyawan tetap ada dengan hak dan kewajiban kita, InsyaAallah akan mulai pada akhir bulan ini,” jelas dia.

Program pensiun dini ini akan dilakukan Garuda dalam enam bulan ke depan. Skema ini kata Irfan sudah dilakukan perseroan pada tahun 2020, saat maskapai memulai program pensiun dini dengan total 700 karyawan.

“Kita harap sampai akhir tahun ini sudah persis seperti program tahun lalu 5-6 bulan juga eksekusinya. Dulu 600-700 orang,” jelas dia.

Irfan mengatakan, masalah pensiun dini sudah dibicarakan manajemen kepada karyawan. Kondisi Garuda saat ini memerlukan efisiensi sebagai strategi untuk tetap bisa bertahan agar jumlah karyawan sesuai dengan alat produksi.

“Kita lakukan karena ini persoalan penting karena jumlah karyawan ini harus sesuai dengan alat produksi,” jelas dia.

Meski sudah menyebut angka soal berapa karyawan yang sudah mengajukan pensiun dini, Irfan enggan menyebut berapa jumlah target dari program pensiun yang ditawarkan oleh manajemen Garuda Indonesia.

“Alat produksi ini bergerak sesuai hitungannya kan kita masih hitung tapi memang angka target ini menjebak ya. Saya mohon maaf, enggak jawab,” ujar Irfan menjawab pertanyaan Andre Rosiade.

Garuda menawarkan program pensiun dini bagi para karyawannya, termasuk pilot pada 21 Mei 2021 untuk memulihkan kinerja perseroan yang sedang tertekan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wijoatmodjo dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (3/6) mengungkapkan, setiap bulan Garuda menderita rugi hingga USD100 juta. Kerugian timbul karena pendapatan Garuda yang hanya USD50 juta, sementara pengeluaran mencapai USD150 juta.

Garuda juga memanggul utang hingga Rp70 triliun, dan harus melakukan negosiasi dengan para lessor dan kreditur internasional. Garuda harus mengajukan moratorium utang agar bisa terus hidup.

Per 20 September, menderita rugi tahun berjalan sebesar USD 1,1 miliar dolar, dibandingkan keuntungan sebesar USD 122 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Garuda juga punya utang sewa pesawat hingga USD615 juta, melonjak dari sebelumnya USD83 juta. Per 30 September 2020, Garuda memiliki saldo utang obligasi sebesar USD 491,327 juta.

Baca juga artikel terkait GARUDA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti