Menuju konten utama

10 Dekorasi 17 Agustus Simple untuk Kampung yang Menarik, Keren

Kumpulan ide dekorasi 17 Agustus untuk kampung yang simple, keren, dan menarik.

10 Dekorasi 17 Agustus Simple untuk Kampung yang Menarik, Keren
Pengendara sepeda motor melintas di gapura yang di hiasi pernak-pernik kemerdekaan di Komplek Kenanga Citra Puri Rt 07, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (20/8/2019). Foto Antaranews Kalsel/Bayu Pratama S.

tirto.id - Menyemarakkan 17 Agustus beragam persiapan mulai dilakukan seperti mendekorasi atau menghias sudut jalan maupun tempat-tempat strategis yang berada di kampung.

Hiasan atau dekorasi simple, menarik, dan keren khas Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia tentu akan menjadi pilihan sebagian besar masyarakat Indonesia.

Hari Ulang Tahun Republik Indoensia (HUT RI) ke 78 akan jatuh pada Kamis, 17 Agustus 2023. Guna memperingatinya, pemerintah Indonesia secara resmi telah mengusung tema besar, yaitu “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”.

Masyarakat diminta untuk memasang dekorasi, umbul-umbul, poster, spanduk, baliho, atau hiasan khas HUT RI lainnya, secara serentak sejak tanggal 20 Juni 2023.

Selain itu, masyarakat diwajibkan mengibarkan Bendera Merah Putih secara serentak di lingkungan masing-masing instansi mulai tanggal 1 – 31 Agustus 2023.

Di kampung-kampung atau desa-desa biasanya para pemuda dan tokoh masyarakat akan bergerak mengajak warga untuk mendekorasi lingkungan setempat.

Tak jarang, kegiatan dekorasi semakin seru dan semangat dilakukan karena lomba dekorasi kampung yang diselenggarakan oleh pemerintah lebih tinggi seperti tingkat kecamatan atau tingkat kabupaten.

Ide Dekorasi 17 Agustus untuk Kampung

Terdapat sederet ide dekorasi 17 Agustus untuk kampung yang simple, keren, dan menarik untuk dilakukan, antara lain:

1. Menghias gapura

Gapura perbatas kampung dapat menjadi sasaran dekorasi karena fungsi gapura sebagai representatif kampung. Gapura bisa dicat merah putih dengan hiasan kreatif lainnya. Misalnya tulisan “Dirgahayu Indonesiaku” dengan font menarik.

2. Lampion merah putih

Buat lampion dengan gotong royong mengajak seluruh masyarakat. Gantung lampion merah putih sepanjang jalan kampung. Ketika malam tiba, lampion akan dinyalakan, suasana hangat dan meriah akan terpancar dari cahaya lampion.

3. Mural kemerdekaan

Temukan spot tembok atau jalan di kampung untuk dimanfaatkan sebagai media mural kemerdekaan. Kerahkan talenta muda yang dimiliki kampung untuk mewujudkan mural indah dan bermakna.

4. Umbul-umbul

Pasang umbul-umbul merah putih di sepanjang jalan desa. Ini akan menciptakan suasana 17 Agustus yang kental.

5. Papan fakta kemerdekaan

Pasang papan informasi atau papan pengumuman tentang sejarah kemerdekaan negara, tokoh-tokoh pahlawan, dan momen penting dalam perjuangan kemerdekaan.

6. Ornamen merah putih

Gunakan dekorasi berwarna merah putih seperti kain, bunga, atau lampu lampion yang diletakkan di area-area strategis, seperti di depan rumah, di halaman, atau di pusat kampung.

7. Poster kemerdekaan

Buat poster kemerdekaan yang berisi pesan-pesan patriotik dan semangat kemerdekaan untuk di tempatkan di area publik.

8. Pameran foto kemerdekaan

Siapkan pameran foto tentang sejarah perjuangan kemerdekaan. Kumpulkan foto-foto dari masa lalu hingga masa kini yang menggambarkan momen-momen penting dalam sejarah kemerdekaan.

9. Bambu runcing

Bambu runcing adalah senjata tradisional ikonik yang digunakan saat perang merebut kemerdekaan Indonesia. Hias bambu runcing dengan cat merah di ujungnya sebagai simbol darah pahlawan yang ditumpahkan demi kemerdekaan Indonesia. Lalu, kolaborasikan dengan hiasan lainnya.

10. Spanduk harapan untuk Indonesia

Semua masyarakat diajak untuk menulis harapan untuk masa depan Indonesia di sebuah spanduk kain besar. Lalu, spanduk itu dihias dengan pernak pernik seperti pita merah putih di pinggirnya. Kemudian, pamerkan spanduk harapan itu di hari acara 17 Agustus.

Baca juga artikel terkait RELATIONSHIP atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari