tirto.id - Saat ini, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi masyarakat modern.
Segalanya dihubungkan melalui internet sehingga akses untuk membagikan informasi dan kehidupan pribadi juga makin mudah sehingga dapat memberi dampak positif.
Namun di saat bersamaan, terkadang, penggunaan media sosial justru dapat menyebabkan kecemasan, perasaan lelah atau marah, dan stres bagi sebagian orang.
Kita mungkin dapat merasa adanya kesenjangan antara hidup yang kita jalani dan orang lain jalani.
Meski sebenarnya secara teori, kita sadar bahwa kebanyakan orang hanya menunjukkan sisi terbaik mereka di media sosial.
Apabila Anda juga mengalami hal serupa, maka itu artinya media sosial mungkin telah memberi efek yang negatif pada kesehatan mental.
“Renungkan kebiasaan Anda dan evaluasi bagaimana media sosial memengaruhi perasaan dan hidup Anda. Apakah itu berdampak negatif terhadap kesehatan mental Anda?
Bagaimana dengan produktivitas dan kreativitas Anda?" cecar Catherine Price, penulis How to Break up With Your Phone dan pendiri Screen/Life Balance, dikutip dari situs Good Housekeeping.
Pengertian Social Media Detox
Apabila Anda menyadari bahwa terdapat efek negatif yang timbul akibat media sosial, maka inilah saatnya untuk melakukan social media detox.
Apa itu social media detox?
Social media detox adalah mengambil jeda waktu untuk tidak memainkan media sosial baik itu Instagram, Twitter, Facebook, dan platform digital lainnya.
Jeda waktu tersebut bergantung pada masing-masing individu dan tidak ada jangka waktu yang ditentukan dengan pasti, entah itu hanya beberapa hari atau hingga sebulan.
Cara Melakukan Social Media Detox
1. Lakukan saat punya kesibukan lain
Jika pertama kali mencobanya, Emily dalam laman Young Minds menyarankan untuk melakukan social media detox saat memiliki kegiatan lain yang dapat mengalihkan perhatian. Mulailah dengan cara kecil dan tingkatkan durasinya secara bertahap.
2. Beri tahu orang sekitar
Beri tahu teman dan keluarga tentang social media detox yang dilakukan agar Anda tetap terhubung melalui teks, telepon, atau secara langsung apabila mereka membutuhkan bantuan.
3. Aktifkan mode senyap
Mengaktifkan mode senyap dapat bermanfaat untuk menghindari notifikasi. Dengan begitu, kita tidak merasa gatal ingin membuka ponsel saat ponsel berdering.
4. Matikan notifikasi
Apabila mode senyap tidak bisa dilakukan, maka cobalah untuk mematikan notifikasi aplikasi media sosial. Sama seperti mode senyap, mematikan notifikasi bertujuan untuk menghindari godaan untuk memeriksa ponsel.
Akan lebih efektif jika Anda sekaligus menghapus aplikasinya selama beberapa waktu untuk melihat efeknya pada diri sendiri.
5. Letakkan karet gelang di sekitar ponsel
Trik sederhana ini berguna untuk membantu diri berhenti meraih ponsel karena sekarang ada penghalang fisik yang membuat kita berpikir tentang apa yang kita lakukan.
7. Tetapkan waktu tidur bagi ponsel
Misalnya, katakan pada diri sendiri bahwa setelah pukul 9 malam, ponsel harus di-charge dan tak digunakan sampai keesokan harinya.
Lakukan hal ini secara konsisten dan pindahkan terminal jauh dari meja samping tempat tidur.
8. Pakai alarm sungguhan
Sesaat setelah bangun tidur, kebanyakan orang langsung menggulir media sosial untuk melihat apa yang terbaru hari ini.
Nah, memakai alarm sungguhan yang dibeli di toko dalam bentuk jam dapat menghindari penggunaan ponsel.
9. Cobalah untuk bermeditasi
Selain membantu diri mengelola stres dan tidur lebih baik, meditasi dapat membantu kita lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu, termasuk menggunakan media sosial.
10. Jangan terlalu keras pada diri sendiri
Sangat sulit untuk menghindari sesuatu yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, jadi mulailah social media detox dari hal kecil.
Jangan terlalu memaksakan diri dan justru berbalik merasa stres akibat mencoba melakukan hal ini.
Manfaat Social Media Detox
Dijelaskan dalam Discover Magazine, penggunaan media sosial secara berlebihan acap kali dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan kesepian.
Sejumlah penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan tingkat stres dan memperburuk suasana hati, sehingga mengambil istirahat dari media sosial dapat menjadi langkah logis.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Bath menunjukkan bahwa mengambil jeda dari media sosial selama seminggu dari media sosial dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan, depresi, dan kecemasan di antara pengguna media sosial.
Studi lain yang dilakukan di Denmark menunjukkan bahwa menghentikan penggunaan Facebook selama seminggu dapat meningkatkan kepuasan hidup dan emosi positif, terutama bagi pengguna yang berat, pasif, dan cenderung iri pada orang lain.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno