tirto.id - Zulkifli Hasan beberkan alasan Presiden Prabowo Subianto membentuk Kementerian Koordinator Bidang Pangan. Menurutnya, keputusan Prabowo tersebut dilakukan demi mendorong target swasembada pangan dalam lima tahun kedepan.
“Tugasnya [Kemenko Pangan] jelas dan terang. Baik pidato pelantikan di MPR maupun di depan media lainnya. Bahwa lima tahun ini kita harus swasembada pangan dan satu lagi kita harus swasembada energi,” kata Zulhas dalam acaraSerah Terima Jabatan (Sertijab) Menteri Perdagangan kepada Budi Santoso di Kantor Kementerian Perdagangan RI, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Zulhas mengatakan bahwa program swasembada pangan dan energi itu sudah terkandung dalam proposal yang dia ajukan pada sepuluh tahun lalu, yakni saat Pilpres 2014.
“Saya memang menyampaikan proposal ini kira-kira sepuluh tahun yang lalu. Waktu kami pertama kali mendukung Pak Prabowo pada tahun 2014. Itu proposalnya kami waktu itu swasembada pangan dengan membagi klaster pertanian,” kata Zulhas.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan bahwa program swasembada pangan tak lagi berpusat di Pulau Jawa lantaran lahan yang terus berkurang serta menurunnya kualitas udara. Dia menyebut hilirisasi pangan akan berpusat di Papua.
“Jawa tuh lahannya kurang terus, bahkan Pulau Jawa untuk hidup saja tidak layak. Masa depan pertanian Indonesia itu di Papua dan kami sudah mulai fokus ke situ dengan serius,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Zulhas juga bercerita alasan dirinya mengusulkan nama Budi Santoso sebagai Menteri Perdagangan yang baru. Menurutnya, baru saat inilah posisi Mendag diisi oleh pejabat karier atau pegawai internal Kemendag.
Sebelum memilih Budi Santoso, Zulhas mengaku sempat menilik satu per satu foto para mantan menteri perdagangan yang terpajang di auditorium Kemendag. Setelah menyadari foto-foto tersebut tak ada yang berasal dari pejabat karier, Zulhas pun mengusulkan nama Budi Santoso kepada Prabowo.
“Kami masing-masing mengusulkan nama. Saya tanya di Kemendag, saya lihat foto-foto mantan menteri perdagangan ini, saya tanya ada tidak nama pejabat karier yang menjadi menteri. Saya mengusulkan yang pejabat karier kepada Bapak Presiden terpilih, yaitu pak Budi,” ungkap Zulhas.
Zulhas menilai Budi sudah punya bekal pengalaman yang cukup di Kemendag. Dia pernah menduduki beberapa jabatan penting, mulai dari Atase Perdagangan, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, kemudian menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen).
Sementara itu, Budi Santoso beberkan tiga program yang menjadi fokusnya sebagai Mendag. Program pertama adalah pengamanan pasar dalam negeri. Menurutnya, itu merupakan langkah penting untuk menjaga keseimbangan pasar domestik yang terus berkembang.
“Jadi, pasar dalam negeri kan besar. Kita harus bisa memanfaatkan sebanyak mungkin dan diisi oleh industri-industri dalam negeri,” ujar Budi Santoso kepada awak media.
Program kedua adalah perluasan pasar ekspor. Menurutnya, Indonesia perlu meningkatkan surplus perdagangan dengan memperluas akses ekspor ke berbagai negara.
“Ekspor kita dalam 53 bulan ini kan selalu surplus. Kita harus meningkatkan itu dengan cara memperluas pasar, membuat banyak perwakilan di luar negeri yang membantu ekspor kita agar bisa lebih luas,” jelas Budi dalam pidatonya.
Program terakhir adalah pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) agar bisa ekspor. Menurutnya, penting bagi UKM di Indonesia untuk berani berinovasi dan beradaptasi agar mampu menembus pasar internasional.
“UKM harus go global. Artinya, mereka harus berani inovasi, kemudian siap adaptasi,” tambah Budi.
Budi berharap ketiga program tersebut dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membawa Indonesia lebih dekat dengan status negara maju. Dia juga berkomitmen untuk melanjutkan berbagai capaian positif di sektor perdagangan, khususnya dalam menciptakan surplus ekspor.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Fadrik Aziz Firdausi