Menuju konten utama

YouTube Perangi Video Hoaks Konspirasi Soal 5G Sebarkan Corona

Tujuh BTS telah dirusak dalam sepekan terakhir setelah viral teori konspirasi online tak akurat yang mengaitkannya dengan corona.

YouTube Perangi Video Hoaks Konspirasi Soal 5G Sebarkan Corona
Ilustrasi Youtube. FOTO/iStockphoto

tirto.id - YouTube meredam penyebaran video teori konspirasi menyesatkan yang mengaitkan teknologi 5G dengan virus corona di platformnya setelah empat Base Transceiver Station (BTS) dirusak lagi dalam 24 jam terakhir.

Melansir Guardian, Senin (6/4/2020), YouTube akan menangkal penyebaran konten-konten itu dengan tidak merekomendasikannya kepada pengguna terkait related video dan 'bersih-bersih' video sejenis di platformnya.

"Kami telah mulai mengurangi rekomendasi konten teori konspirasi terkait 5G dan virus corona yang dapat memberi informasi yang salah kepada pengguna dengan cara yang berbahaya," kata juru bicara YouTube.

Akan tetapi, YouTube mengatakan konten soal teknologi 5G tanpa mengaitkannya dengan virus corona masih diizinkan di platformnya. Selain itu, video yang 'melanggar' itu akan hilang dari hasil pencarian dan tidak dapat dimonetisasi.

Melansir The Verge, setidaknya ada tujuh BTS telah dirusak dalam sepekan terakhir di Inggris. Aksi perusakan itu terjadi setelah viral teori konspirasi online tak akurat yang mengklaim ada hubungan antara BTS dengan pandemi corona.

Nick Jeffery, Kelapa Eksekutif Vodafone, salah satu operator seluler di Inggris mengatakan, aksi perusakan itu sangat merugikan kebutuhan komunikasi dan konektivitas lantaran saat ini dunia sedang 'berperang'.

"Kenapa orang merusak jaringan yang menyediakan konektivitas penting ke layanan darurat selama periode lockdown ini," katanya kepada Guardian.

YouTube mengklaim sejak awal Feberuari lalu secara manual meninjau dan menghapus ribuan video yang menyebarkan informasi menyesatkan terkait virus corona.

Selain itu, YouTube juga telah menambahkan tautan informasi resmi terkait COVID-19 merujuk ke situs web WHO di platformnya untuk memerangi penyebaran informasi yang salah.

YouTube juga menghimbau penggunanya untuk berkontribusi dalam meredam informasi menyesatkan terkait pandemi corona ini dengan menandainya atau melaporkannya.

"Kami memiliki kebijakan melarang video yang mempromosikan metode medis yang tidak berdasar. Kami akan menghapus video yang melanggar kebijakan ketika ditandai," kata YouTube.

Sementara, kasus positif corona secara global telah menyentuh 1.274.023 kasus dengan 69.479 meninggal dan 260.484 sembuh, seturut data peta penyebaran COVID-19 Johns Hopkins, hingga Senin (6/4) siang.

Baca juga artikel terkait YOUTUBE atau tulisan lainnya dari Ibnu Azis

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH