tirto.id - Menkopolhukam Wiranto mengatakan perusak baliho bergambar Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pekanbaru akhir pekan lalu adalah kader PDIP dan kader Demokrat sendiri. Informasi ini menurut Wiranto ia terima dari laporan Kapolri Tito Karnavian
"Ternyata Pak Kapolri cepat sekali untuk mengusut itu, ternyata memang perbuatan oknum-oknum tertentu dari partai tertentu, baik partai PDIP maupun Partai Demokrat. Ada oknum itu dan sudah ditangkap," kata Wiranto saat konferensi pers, Senin (17/12/2018) pagi.
Wiranto mengatakan oknum kedua partai merusak baliho tanpa arahan maupun perintah pimpinan partai masing-masing.
"Karena ada insubordinasi tak mengikuti peraturan dan perintah, mungkin mereka mengikuti untuk mendapatkan pujian atau pahala. Begitu tetapi tindakannya salah dan ini presiden sudah sangat menyesalkan kejadian ini dan saya pun sudah minta usut tuntas siapapun pelakunya tidak tindak secara hukum," kata Wiranto.
"Saya menghimbau untuk pimpinan parpol dan masyarakat, jangan coba untuk membuat polarisasi dari ini, sudah diketahui, saksi sudah ada sehingga kita lemparkan ke proses hukum," katanya.
Ia juga menegaskan bahwa apa yang telah terjadi bukan merupakan rekayasa yang dibuat oleh Pemerintah. Justru Pemerintah, kata Wiranto, tak mungkin mengganggu kerawanan pemilu yang sudah disiapkan sedemikian rupa.
Sejumlah atribut Partai Demokrat yang terpasang persis di depan Gedung DPRD Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru dirusak oleh orang tak dikenal. Perusakan itu bersamaan dengan kunjungan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Kota Pekanbaru, akhir pekan lalu.
Bahkan, SBY secara pribadi langsung menyisir lokasi perusakan atribut partainya, Sabtu pagi tadi. Dalam video yang beredar luas di media sosial, SBY tampak begitu sedih dan kecewa dengan insiden tersebut. Menurut dia, perusakan atribut partai tersebut sama saja dengan menginjak harga dirinya, sebagai pendiri dan ketua umum partai berwarna biru itu.
Dia menyayangkan kunjungan yang dilakukan saat tahun politik ke Riau diwarnai insiden tak menyenangkan. Dia mengharapkan agar apapun pilihan politiknya, setiap orang harus saling menghormati perbedaan. "Saya sempat tanyakan saudara kami di Riau apakah sudah berubah? Selama 10 tahun memimpin, saya mengenal karakter akhlak saudara kami di Riau saling menghormati dan menghargai apapun perbedaan politiknya," tegasnya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Jay Akbar