tirto.id - Badan Organisasi Dunia (WHO) menyatakan, vaksin AstraZeneca aman dan efektif untuk melindungi orang dari risiko Covid-19 yang sangat serius, termasuk kematian, rawat inap, dan penyakit parah.
Hingga saat ini, AstraZeneca merupakan vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh dunia dan masyarakat juga telah menerima 1 miliar lebih dosis vaksin AstraZeneca.
Dikutip laman resmi WHO, dua versi vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) dan Serum Institute of India telah terdaftar untuk penggunaan darurat oleh WHO.
Saat menjalani pertimbangan SAGE, vaksin tersebut pun telah ditinjau oleh European Medicines Agency (EMA).
EMA telah menilai secara menyeluruh data tentang kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin serta merekomendasikan pemberian izin pemasaran bersyarat untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin, sekelompok ahli yang memberikan panduan independen dan berwibawa kepada WHO tentang topik penggunaan vaksin yang aman, menerima dan menilai laporan peristiwa keamanan yang dicurigai yang berpotensi berdampak internasional.
Selain itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 dalam website resminya, Kamis (20/5/2021) juga menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 AstraZeneca sudah memperoleh Emergency Use Listing (EUL) dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), juga mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari otoritas kesehatan di 70 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Vaksin yang diproduksi di Inggris, Itali, Korea Selatan, dan India ini, merupakan salah satu dari 3 jenis vaksin COVID-19 yang digunakan dalam program vaksinasi nasional pemerintah Indonesia saat ini.
"Penggunaan Vaksin Astrazeneca tetap terus berjalan, dikarenakan vaksinasi Covid-19 membawa dampak lebih besar," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi.
Sebelumnya, salah satu varian vaksin AstraZeneca jenis Batch CTMAV547 disetop penyalurannya untuk sementara sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) selama 1-2 pekan ke depan.
Alasannya, karena vaksin AstraZeneca Batch CTMAV547 sedang diuji toksisitas dan sterilitasnya oleh BPOM, serta sebagai upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanannya.
Berdasarkan data Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Untuk beberapa temuan kasus terkait meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi COVID-19, penyebabnya bukanlah dari vaksinasi yang diterimanya, melainkan karena faktor lain.
"Jadi tidak ada alasan masyarakat ragu-ragu mengikuti program vaksinasi," tukas dr. Siti Nadia.
Demi menyukseskan program vaksinasi COVID-19, masyarakat juga diminta untuk selalu #IngatPesanIbu dengan tetap disiplin protokol kesehatan 3M: Memakai masker, Menjaga jarak serta hindari kerumunan, dan rutin Mencuci tangan pakai sabun di air mengalir atau menggunakan hand sanitizer.
Selain itu, untuk melengkapinya juga perlu rutin menjalankan 3T, yakni testing (pemeriksaan dini), tracing, (pelacakan), dan treatment (perawatan).
Editor: Agung DH