Menuju konten utama

Warga Terdampak Hujan Abu Merapi Kesulitan Cari Masker

Warga terdampak hujan abu kesulitan mencari masker lantaran jumlahnya yang terbatas termasuk di rumah sakit.

Warga Terdampak Hujan Abu Merapi Kesulitan Cari Masker
Pengendara motor menutupi wajahnya saat terjadi hujan abu di Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (3/3/2020). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras.

tirto.id - Warga di sebagian wilayah di Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, Klaten, dan Surakarta, Jawa Tengah membutuhkan masker setelah terjadi Erupsi Gunung Merapi pada Selasa (2/3/2020) pagi.

Seorang warga di Kota Surakarta Januar Aria mengatakan hujan abu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Di lokasi tempatnya berkerja di Rumah Sakit Panti Waluyo, kata dia, abu vulkanik nampak di luar ruangan, yang paling kentara abu vulkanik terlihat pada sejumlah mobil yang diparkir di sekitar rumah sakit.

“Sampai sekarang masih hujan [abu], cuma tipis-tipis banget. Di daerah agak ke barat lebih tebal," kata dia kepada Tirto, Selasa (2/3/2020) siang.

Akibat hujan abu ini ia dan sejumlah warga yang lain membutuhkan masker agar dapat terhindar dari bahaya menghirup abu vulkanik. Namun kata dia jumlah masker saat ini sangat terbatas termasuk di rumah sakit.

“Ini tadi aku ditelpon beberapa teman minta info di rumah sakit apa jual masker karena mereka cari di apotek-apotek sudah pada habis," kata dia.

Padahal kata dia persediaan masker di rumah sakit tidak diperjualbelikan. Masker yang ada di rumah sakit kata dia hanya digunakan untuk keperluan operasional.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan akibat hujan abu vulkanik erupsi Merapi sebagian daerah terdampak abu vulkanik.

"[Yang terdampak abu vulkanik] Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, dan Klaten," kata Sudaryanto kepada Tirto.

Akibat hujan abu Selasa pagi, kata Sudaryanto, sejumlah warga di daerah terdampak membutuhkan masker. Untuk itu pihaknya akan mengirimkan masker ke daerah terdampak.

"Masker di BPBD ada mau didrop ke Boyolali, Klaten, Surakarta tapi terbatas. Sehingga pihak terkait seperti Dinas Kesehatan juga diminta untuk partisipasi," katanya.

Sejauh ini persediaan masker di BPBD Jawa Tengah ada 10 ribu masker. Masker tersebut sudah langsung didistribusikan ke daerah terdampak.

"Yang minta [distribusi] baru Boyolali. Ini mau saya kirim lima ribu ke Boyolali. Yang lima ribu belum tau apakah Surakarta butuh apa enggak," ujarnya.

Gunung Merapi kembali erupsi pada Selasa (2/3/2020) pukul 05.22 WIB. Akibat erupsi terjadi hujan abu tipis di bagian utara Gunung Merapi atau sekitar sebagian wilayah Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

"Sebaran abunya ke utara timur sampai radius 10 kilometer. [Kecamatan] Cepogo, [Kabupaten] Boyolali, [ketebalan abu vulkanik] 1-2 milimeter, tergantung jarak dari puncak," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, Selasa.

Selain di Kecamatan Cepogo hujan abu tipis juga terjadi di wilayah Kecamatan Musuk. Sedangkan hujan abu bercampur pasir dilaporkan terjadi di wilayah Desa Mriyan, Kabupaten Boyolali yang berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak Merapi.

Erupsi pada Selasa pagi itu kata Hanik tinggi kolom mencapai 6 kilometer. Selain mengakibatkan hujan abu, erupsi juga mengakibatkan guguran awan panas sejauh sejauh 2 Kilometer ke arah Kali Gendol.

Hanik menjelaskan erupsi kali ini didominasi gas. Tekanan gas dari dalam yang menyebabkan erupsi ini kata dia memiliki tenaga yang lebih besar dari pada erupsi yang terakhir terjadi pada 13 Februari 2020 kemarin. Hal ini dapat di lihat dari tinggi kolom letusan yang mencapai 6 Kilometer.

Baca juga artikel terkait STATUS GUNUNG MERAPI atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Restu Diantina Putri