Menuju konten utama

Warga Samin Enggan Dilibatkan dalam Konflik Pabrik Semen

Warga Samin menolak dilibatkan dalam pusaran konflik pembangunan pabrik Semen Indonesia di Pati dan Rembang. Bagi mereka penolakan dengan cara demo itu bertentangan dengan prinsip ajaran Samin.

Warga Samin Enggan Dilibatkan dalam Konflik Pabrik Semen
Sejumlah aktivis lingkungan melakukan aksi tolak tambang dan pembangunan pabrik semen di Rembang di depan kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Jumat (24/2). Aksi tersebut dilakukan setelah Pemprov Jawa Tengah menerbitkan kembali izin lingkungan PT Semen Indonesia untuk kembali menambang dan membangun pabrik semen di wilayah itu, mereka menuntut agar Menteri Dalam Negeri memecat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo karena bertindak arogan, cacat hukum dan sewenang-wenang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Sejumlah warga Samin di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menolak dilibatkan dalam pusaran konflik pembangunan pabrik semen di Rembang dan Pati. Bagi mereka keterlibatan dalam masalah itu bertentangan dengan prinsip hidup Sedulur Sikep—komunitas Samin.

Menurut salah satu tokoh Samin di Pati, Sutoyo, para pendemo pabrik Semen hanya sebagian kecil dari Sedulur Sikep, sedangkan mayoritas pendemo berasal dari desa lain yang seolah-olah merupakan warga Samin.

"Sebagian besar Sedulur Sikep tidak mau diajak demo karena tidak sesuai dengan ajaran yang kami anut," kata Sutoyo seperti dilansir Antara, Rabu (15/3/2017).

Sutoyo juga merasa dipermalukan karena komunitas mereka dikatakan meminta bantuan ke sejumlah pihak oleh para penolak beroperasinya pabrik semen.

"Kami tidak pernah minta bantuan kepada siapapun, tapi oleh Gunretno (tokoh penolak pabrik semen) diomongkan minta bantuan. Itu sama saja njlomprongke [menjurumuskan] kami," ujar Sutoyo.

Menurut Sutoyo, Gunretno meminta bantuan dengan mengatasnamakan Komunitas Sedulur Sikep setelah dirinya didatangi sejumlah pihak pemberi bantuan yang berasal dari berbagai daerah. Bantuan tersebut berupa benih tanaman dan uang sebesar Rp150 juta dari sebuah perusahaan jamu di Kabupaten Semarang.

"Yang ngasih uang ngecek ke saya, menanyakan apakah bantuan yang telah diberikan sudah diterima atau belum, (Sedulur) Sikep tidak rakus dan tidak pernah minta-minta," ujar Sutoyo dalam bahasa Jawa.

Sutoyo menilai tindakan Gunretno yang meminta bantuan dan melakukan unjuk rasa menolak pabrik semen itu menyimpang dari ajaran Samin. Para leluhur warga Samin, kata dia, tidak pernah mengajarkan pengikutnya untuk iri hati, dengki, bermusuhan, atau menjelek-jelekkan orang lain.

"Saya sudah menegur Gunretno tiga kali, saya tanya ajaran Samin yang mana kok mengajak unjuk rasa seperti itu? Dia diam saja, tidak menjawab," ujar Sutoyo.

Sebagaimana dikabarkan Antara, sejauh in belum ada tanggapan dari Gunretno.

Baca juga artikel terkait PABRIK SEMEN atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH