tirto.id - Upi (34) warga Jalan Cililitan Kecil 1, RT 09/RW 07, Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur masih terjaga di sekitar gang kecil dekat rumahnya kontur tanahnya tinggi.
Ia bersama beberapa warga terjaga, lantaran mendapatkan debit sungai akan kembali naik.
"Padahal tadi sekitar 17.30 air, sudah mulai surut. Ini dari jam 21.00 air katanya naik. Sampai sekarang dah masih was-was," ujar dia, kepada Tirto, Jumat (26/4/2019) malam.
Menurut dia, kenaikan air akibat daerah hulu seperti Depok atau Bogor yang berada sepanjang Kali Ciliwung masih hujan.
"Di sini mah kaga hujan. Cuman di sana [Depok atau Bogor] yang katanya masih hujan," ujar dia.
Ia juga mengatakan, di hulu masih ada hujan dan sementara itu di wilayahnya air sisa banjir siang hari juga belum surut betul. Hal ini, kata dia, membuat volume air pada malam menjadi bertambah.
Upi mengaku, telah terjaga sejak Jumat (26/4/2019) pukul 03.00. Saat itu, kali pertama, ia dapat kabar akan ada kiriman air dari Bendungan Katulampa. Dari Subuh sampai siang sekitar pukul 12.30, menurutnya ketinggian air mencapai 2 meter.
"Sedari Subuh warga diinfoin, lewat toa masjid, 'air naik.. air naik'. Terus ada juga yang keliling bangunin warga. Warga jadi pada siap-siap," ujar dia.
Ketua RW 07, Kelurahan Cililitan, Noer Ali mengataka, banjir ini sudah langganan warga setiap tahun. Warga terlatih oleh pengalaman untuk menyiapkan diri apabila banjir tiba.
"Pengalaman di lapangan yang mengajarkan kita," ujar dia.
Menurut Ali, ada 16 RT di wilayah RW 07 yang terdampak banjir dengan level bervariasi.
"Rata-rata di semua RT hampir semua rumah kena. Kecuali di RT 5 dan 7 itu cuma sebagian, posisinya yang agak tinggi," ujar dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali