tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyesalkan ada demonstrasi seratusan mahasiswa di halaman kediaman Presiden RI Keenam, Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin sore kemarin.
JK berpendapat semestinya publik menghormati semua figur mantan presiden. Karena itu, dia mengaku prihatin dengan peristiwa adanya aksi massa yang berdemonstrasi di halaman rumah SBY.
"Kita prihatin dengan situasi itu. Kita harus juga punya perilaku yang baik menghormati pemimpin, sesuai dengan aturan," ujar JK setelah membuka Rakornas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, pada Selasa (7/2/2017) seperti dikutip Antara.
Apalagi, JK menilai isu dalam demonstrasi itu tidak relevan ditujukan kepada figur SBY. Menurut JK isu mengenai penolakan terhadap isu konflik Suku, Agama dan Ras (SARA) tidak ada kaitannya dengan SBY.
"Kalau saya baca itu tidak relevan dengan Pak SBY, tentang SARA. Kan SBY tidak berbicara hal itu (dalam konferensi persnya), jadi kenapa disitu itu pertanyaan juga, isunya tidak ada Pak SBY malah," kata JK.
Pendapat JK ini berkaitan dengan adanya spanduk bertuliskan “Menolak dan Lawan Isu SARA” yang dibawa oleh sebagian peserta demonstrasi di depan kediaman SBY.
Ia menambahkan setiap mantan presiden RI dipastikan mendapatkan perlindungan dari negara. Bahkan bisa dikawal oleh 60 orang pasukan pengamanan presiden (Paspamres). Karena itu, SBY tidak perlu cemas dengan keselamatan dan keamanannya.
"Seorang mantan (presiden) itu bisa dikawal 60 orang. Iya, (perlindungan itu ada) sesuai aturan," kata dia.
Rumah SBY di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan didatangi massa seratusan mahasiswa yang berdemonstrasi di sana pada Senin sore. Polisi membubarkan aksi massa itu sejam kemudian.
Saat aksi itu belrangsung, SBY mencuit di akun twitternya sejumlah kalimat yang mengutarakan pesan tentang keresahannya saat aksi itu muncul.
Misalnya, dia menulis, "Saudara-saudaraku yang mencintai hukum dan keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*."
Selanjutnya, "Kecuali negara sudah berubah, Undang-Undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberitahu saya.*SBY*.”
SBY menambahkan di cuitannya, "Kemarin yang saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur ada provokasi dan agitasi terhadap mahasiswa untuk Tangkap SBY.*SBY*."
SBY masih mencuit lagi, "Saya bertanya kepada bapak Presiden dan Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak untuk tinggal di negeri sendiri, dengan hak asasi yang saya miliki? *SBY*."
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom