Menuju konten utama

Wapres Harap Formula 4 Plus 1 Bisa Atasi Krisis Rohingya

Wapres Jusuf Kalla merekomendasikan formula 4 Plus 1 dalam penyelesaian konflik Rohingya, diantaranya dengan menjaga stabilitas keamanan serta memberikan perlindungan.

Wapres Harap Formula 4 Plus 1 Bisa Atasi Krisis Rohingya
Pengungsi Rohingya berlindung dari hujan di sebuah kamp di Cox's Bazar, Bangladesh, Minggu (17/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Cathal McNaughton

tirto.id - Pemerintah Indonesia turut berperan dalam penyelesaian kasus Rohingya. Melalui Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia, menawarkan solusi berupa formula 4 Plus 1 pada dunia untuk menyelesaikan persoalan Rohingya di Myanmar.

Seusai berpidato di Markas Phone York, Amerika Serikat, Jusuf Kalla mengatakan formula tersebut bisa diterima kedua belah pihak.

“Formula 4 Plus 1 yang kita tawarkan itu yang bisa diterima kedua belah pihak. Dan merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan kasus Rohingya,” jelas Jusuf Kalla, Kamis (21/9/2017) seperti dikutip Antara.

Jusuf Kalla juga menjelaskan bahwa yang paling utama saat ini adalah terbukanya akses agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Myanmar guna membantu pengungsi Rohingya.

Selain itu, ia menerangkan formula 4 Plus 1 dipilih karena Indonesia tidak mungkin dapat mengirim pasukan dan tidak bisa pula dengan pasukan penjaga perdamaian.

Saat ini, pemerintah Indonesia telah menawarkan formula tersebut pada Rakhine State. Berikut isi Formula 4 Plus 1:

i) Mengembalikan stabilitas dan keamanan

ii) Menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan

iii) Perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State, tanpa memandang suku dan agama

iv) Pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi sudah lebih dulu mengusulkan kepada pemerintah Myanmar terkait formula 4 Plus 1 sebagai solusi krisis kemanusiaan yang menimpa orang Rohingya di Rakhine.

“Empat elemen pertama merupakan elemen utama yang harus segera dilakukan agar krisis kemanusiaan dan keamanan tidak semakin memburuk,” jelas Retno dalam keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Sementara itu satu elemen lainnya adalah upaya menjalankan rekomendasi Laporan Komisi Penasehat untuk Rakhine State yang dipimpin oleh Kofi Annan.

Mengenai implementasi rekomendasi laporan Kofi Annan, Pemerintah Myanmar telah membentuk komite implementasi dan badan penasehat untuk mengawasi hal tersebut.

Retno juga berharap agar krisis kemanusiaan ini dapat segera diselesaikan melalui formula 4+1 yang ditawarkan Indonesia.

Baca juga: Menlu Usulkan Formula 4 Plus 1 untuk Atasi Krisis Rohingya

“Saya hadir di Myanmar membawa amanah masyarakat Indonesia, yang sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine State dan agar Indonesia membantu. Saya juga membawa suara dunia internasional agar krisis kemanusiaan di Rakhine State dapat segera diselesaikan,” harap Retno saat bertemu dengan State Counsellor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi, Senin (4/9/2017).

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Nicholas Ryan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo