tirto.id - Bus Transpatriot yang mulai beroperasi di Kota Bekasi, Jawa Barat mulai Senin (26/11/2018) pagi, akan menjadi rintisan program konversi angkutan umum kota menjadi bus. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut angkot kecil yang sudah 10 tahun beroperasi akan dikandangkan.
"Transpatriot ini dipakai dalam rangka menata trayek angkutan umum yang ada. Angkot kecil yang sudah 10 tahun beroperasional akan kita 'kandangin' jadi besi tua," katanya di Bekasi, usai meninjau operasional Transpatriot trayek Terminal Bekasi-Harapan Indah di Bekasi Selatan, Senin.
Pemkot Bekasi kembali mengoperasionalkan sembilan unit bus Transpatriot seharga Rp11 miliar yang sempat terbengkalai sejak Desember 2017.
Dikatakan Rahmat, operasional Transpatriot diharapkan menjadi rintisan dari bergulirnya program konversi angkot tua menjadi bus dalam rangka meminimalisasi jumlah kendaraan yang menjadi pemicu kemacetan di wilayah setempat.
Rahmat mengatakan pihaknya segera memperoleh bantuan berupa 20 unit bus angkutan umum dari Kementerian Perhubungan pada Desember 2018.
"Ada 20 unit lagi tambahan bus dari Kemenhub. Kalau masih kurang, akan kita tambah lagi dengan meminta bantuan kepada Gubernur DKI Jakarta," katanya.
Kepala Bidang Transportasi Dishub Kota Bekasi Fathikun, mengatakan pihaknya berencana mengganti sekitar 1.200 angkot di wilayahnya menjadi 400 angkutan bus melalui program konversi pada 2019.
"Untuk di Kota Bekasi masih dalam proses kajian pada tahun ini, karena lintasan untuk angkutan massal balum sepenuhnya memadai," ujarnya.
Menurut dia, kajian teknis yang tengah ditempuh pihaknya meliputi luasan badan jalan hingga peraturan pemerintah perihal program konversi angkot.
Program konversi tersebut akan menggabung tiga unit angkot menjadi satu bus dalam rangka meminimalisasi dampak kemacetan di wilayah perkotaan.
Menurut Fathikun, kajian teknis itu juga akan melibatkan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dalam penyiapan infrastruktur jalan penunjang angkutan bus yang memadai.
"Lebar jalan saat ini di Kota Bekasi masih kurang memadai untuk bus. Luasan badan jalannya harus disesuaikan dengan besaran kendaraan, ranahnya ada di Dinas BMSDA, kajian itu akan ditembuskan ke Bappeda," katanya.
Selain persoalan badan jalan, kata Fathikun, pihaknya juga tengah dihadapi persoalan teknis yang berkaitan dengan larangan pembelian mobil bekas dalam program konversi tersebut.
"Kalau pembelian aset bekas tidak bisa dilakukan oleh dana pemerintah. Paling tidak, mereka kami berikan kewenangan sebagai operator," katanya.
Dikatakan Fathikun, para pengusaha angkot rencananya akan dijadikan sebagai operator pelaksana angkutan bus pada lintasan tertentu yang disepakati bersama.
Fathikun menambahkan jumlah angkot yang kini beroperasional di Kota Bekasi berjumlah sekitar 1.200 unit dengan beragam trayek. Melalui program konversi tersebut, maka diproyeksikan jumlah angkutan bus yang akan tersedia berkisar 400 unit.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra