Menuju konten utama

Wakil Ketua MPR Ingin Investasi Cina ke RI Untungkan Kedua Negara

Wakil Ketua MPR minta kepada pihak perwakilan RRT agar investasi dari Cina ke Indonesia benar-benar menguntungkan kedua belah pihak.

Wakil Ketua MPR Ingin Investasi Cina ke RI Untungkan Kedua Negara
Hidayat Nur Wahid. FOTO/Antaranews

tirto.id - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Indonesia (MPR) Hidayat Nur Wahid (HNW) menerima Ketua Komisi Tetap Kongres Rakyat Nasional dari Yibin Provinsi Sichuan, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Mr. Lu Zhenhua beserta delegasinya.

Pada pertemuan itu, dirinya menjelaskan MPR bersama perwakilan dari RRT membahas terkait investasi dari Cina ke Indonesia. Dirinya mengatakan kepada pihak perwakilan RRT itu agar investasi dari Cina ke Indonesia benar-benar menguntungkan kedua belah pihak.

"Dalam konteks keuntungan bagi Indonesia adalah investasi itu, agar tidak membawa tenaga kerja dari Cina yang [Masih bisa] dikerjakan oleh tenaga kerja dari Indonesia," ujar HNW saat di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).

Wakil Ketua Dewan Penasehat Badan Pemenangan Nasional (BPN) ini menerangkan, pertemuan itu merupakan salah satu bentuk dari aktivitas MPR untuk menerima tamu dan membangun kerja sama dengan negara sahabat dari manapun.

"Saya menyambut kedatangan mereka, sekaligus menyampaikan beberapa hal yang menjadi bagian kepentingan Indonesia," tuturnya

HNW yang juga Wakil Ketua Dewan Syuro PKS itu pun menyampaikan kepada perwakilan RRT jika Indonesia masih banyak penganggurannya. Kemudian, masih banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang harus bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Seperti di Hongkong, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, dan beberapa negara lainnya di dunia.

"Padahal kalau pekerjaan di Indonesia itu masih terbuka untuk mereka-mereka [TKI], tidak perlu pergi kemana-mana," ucapnya.

Kemudian HNW menyampaikan, agar investor dari Cina tidak perlu membawa Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Tiongkok yang tak memiliki kemampuan, agar pekerjaan tersebut bisa dikerjakan oleh tenaga kerja dari Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya menyarankan kepada perwakilan RRT itu, untuk membawa tenaga kerja profesional saja dari Cina. Sehingga pekerjaan yang tak perlu menggunakan tenaga WNA, bisa dikerjakan oleh orang Indonesia.

"Prinsip hubungan luar negeri itu resiprokal, Indonesia memberikan bebas visa kepada Cina. Dan sudah sangat sewajarnya bila negara yang sudah diberikan posisi bebas Visa, untuk juga memberikan bebas Visa," tukasnya.

Baca juga artikel terkait INVESTASI ASING atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno