tirto.id - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Profesor Hariyono mengungkap tiga sebab terjadinya pelemahan pemahaman pancasila dan maraknya penyebaran pemikiran radikal di masyarakat sekarang ini.
Menurut Hariyono, penyebab pertama adalah terjadinya distorsi pemahaman pancasila. Ia menyebut tak ada memori kolektif yang dimiliki generasi milenial terhadap pancasila, sehingga radikalisme dan ideologi transnasional mudah diterima masyarakat.
"Untuk mengatasi ini, kami sedang kerja sama dengan Kemendikbud dan arsip nasional untuk menggali proses pancasila yang digali para pendiri bangsa dulu. Kedua, kerjasama dengan kementerian dan lembaga lain untuk menyusun garis besar pembinaan ideologi pancasila, dengan harapan tak ada lagi pancasila versi lembaga x atau lainnya," ujar Hariyono di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Kamis (30/5/2018).
Penyebab kedua adalah keberadaan program ekslusif di beberapa sekolah dan kampung di Indonesia. Menurut Hariyono, belum meratanya inklusifitas di bidang pendidikan turut menyebabkan suburnya radikalisme di Indonesia.
Masalah ketiga, adanya proses pelembagaan pancasila yang lemah. Hal Itu disebut menjadi sebab masyarakat sekarang kesulitan mencari teladan.
"Karena mayoritas berita yang disampaikan bukan berita positif. Bahkan di bidang seni budaya kita harus melakukan introspeksi [...] Deradikalisasi salah satu caranya adalah membangun pemikiran yang cerdas," ujar Hariyono.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo