tirto.id - Wakil Ketua Umum PAN, Taufik Kurniawan menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Persaudaraan Alumni (PA) 212 beberapa waktu lalu di Bogor tak mengarah pada dukungan di Pilpres 2019.
"Pertemuan wajar saja. Presiden kan boleh ketemu siapa aja," kata Taufik, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).
Taufik menilai keputusan politik kelompok masyarakat tidak bisa dilihat dari sebuah pertemuan saja, melainkan lewat hasil pemilu. Terlebih menurutnya, belum ada pernyataan secara resmi dari PA 212 untuk mendukung Jokowi sebagai capres.
"Ya kita tunggu saja. Apakah ada sikap politik reaksi politik ke arah menuju dukungan, setelah pertemuan itu ada gak pernyataan sikap dari PA 212 secara resmi," kata Taufik.
Sebaliknya, Taufik menilai pertemuan tersebut lebih dapat dikatakan sebagai upaya Jokowi menjaga kondusivitas menjelang Pilpres 2019 dan Pilkada serentak 2018.
"Kalau itu konteksnya untuk menjaga kondusivitas, konteksnya supaya untuk tidak ada kegaduhan yang terlalu over heat, terlalu panas, sah-sah saja," kata Taufik.
Sebelumnya, beredar foto Jokowi bertemu alumni 212 di sebuah ruangan masjid. Jokowi terlihat memakai kemeja lengan panjang berwarna putih, celana panjang, dan peci berwarna hitam. Pin presiden tersemat di bagian dada kanan kemeja putihnya.
Jokowi berdiri diapit pengurus PA 212, di antaranya Al-Khaththath, Sobri Lubis, Usamah Hisyam, Slamet Maarif, dan Yusuf Marta. Para pengurus Persaudaraan Alumni 212 itu terlihat berbincang dengan Jokowi.
Sekretaris PA 212, Novel Bamukmin membenarkan pertemuan tersebut. Menurutnya, pertemuan tersebut berlangsung beberapa hari lalu di Bogor, Jawa Barat, sebagai upaya melanjutkan pembicaraan yang belum selesai dengan Jokowi pada Juni 2017.
Pembahasan yang belum selesai tersebut, kata Novel, berkaitan dengan kriminalisasi ulama. Ia menyatakan sampai saat ini belum ada solusi konkrit dari Jokowi terkait hal itu, maka perlu diadakan pertemuan ulang.
PA 212 selama ini kerap diasosiasikan mendukung Prabowo Subianto sebagai presiden dan menjadi oposisi pemerintahan Jokowi.
Gerakan 212 yang menjadi mula terbentuknya kelompok ini juga aksi menuntut mantan Wali Kota Solo tersebut memproses hukum Basuki Tjahaja Purnama karena telah menistakan agama Islam.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yandri Daniel Damaledo