tirto.id - Ada dua hal mencolok yang membedakan Lebaran Idulfitri di Indonesia dengan di tempat lainnya. Yakni, mudik dan Tunjangan Hari Raya (THR). Keduanya tidak sebatas tradisi, namun terbukti berpengaruh nyata bagi perekonomian negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mudik artinya pulang ke kampung halaman. Konon, ia berasal dari kata udik yang dalam Bahasa Melayu berarti ujung atau hulu. Tapi ada pula yang menganggapnya sebagai akronim mulih dilik atau pulang sebentar dalam Bahasa Jawa.
Dengan jumlah 85,5 juta orang, total pemudik pada 2022 lalu memecahkan rekor terbanyak sepanjang sejarah. Angka itu berpeluang terlampaui tahun ini setelah Kementerian Perhubungan memproyeksikan jumlahnya tembus 123,8 juta orang.
Selain mudik, THR juga umumnya dinanti-nanti jelang Idulfitri. Cikal bakal tunjangan ini berawal dari 1951 silam. Mulanya, pemerintah memberi pinjaman kepada para Pamong Pradja, sekarang disebut Aparatur Sipil Negara, demi mempercepat kesejahteraan.
Kalangan buruh menuntut hak serupa dan dikabulkan tiga tahun berikutnya. Dulu, THR masih dikenal dengan istilah Hadiah Lebaran. Pemberian tunjangan yang semula bersifat sukarela berubah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan atau instansi negara sejak 1961.
THR merupakan bagian dari upaya pemerintah memanfaatkan momentum Ramadan dan Idulfitri untuk menjaga ritme pemulihan ekonomi nasional.
Pada tahun ini, Kementerian Keuangan RI menggelontorkan dana senilai total Rp38,9 triliun untuk THR dan Gaji 13. Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2023, tunjangan mesti disalurkan kepada aparatur negara, pensiunan, penerima pensiun, dan penerima tunjangan paling cepat 10 hari sebelum Lebaran.
Terdapat total lebih 8,4 juta orang penerima THR dari negara pada tahun ini. Jumlah tersebut belum termasuk karyawan yang bekerja di perusahaan swasta.
Membaca Peluang Bisnis
Dengan jumlah mencapai 241 juta versi TGM Reaserch, Indonesia merupakan negara berpopulasi Muslim terbanyak di dunia. Jumlahnya setara 86% dari total penduduk RI.
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, konsumsi maupun pengeluaran masyarakat di dalam negeri cenderung meningkat pada hari-hari besar keagamaan seperti Idulfitri. Perilaku ini mengerek permintaan terhadap golongan barang dan jasa tertentu.
Bank Indonesia memperkirakan perputaran uang tunai jelang Lebaran 2023 mencapai Rp195 triliun, naik 8,22% dibanding tahun lalu. Kenaikan ini didorong perbaikan ekonomi dan geliat mobilitas masyarakat imbas berakhirnya pembatasan aktivitas akibat COVID-19.
Berdasarkan survei YouGov, sebagian besar responden mengaku bakal menggunakan THR mereka untuk keperluan belanja, tabungan dan donasi. Di samping itu, ada pula yang berniat membayar utang ataupun berinvestasi finansial. Sisanya berencana digunakan untuk mudik dan liburan.
Hasil survei juga membeberkan ragam golongan produk favorit yang akan dibeli konsumen jelang Lebaran. Ini merupakan informasi penting yang mesti dipahami sebelum memilih bisnis.
Menurut data YouGov, mayoritas responden akan menggunakan sebagian uang THR-nya untuk belanja pakaian dan makanan. Selain itu, banyak pula yang berniat membeli produk perawatan kulit, kosmetik, sepatu, tas, smartphone dan lain-lain.
Perilaku konsumsi dan pemanfaatan THR bervariasi sesuai usia konsumen. Untuk urusan belanja, Gen X (kelahiran 1965-1980) punya kecenderungan lebih tinggi dibanding Generasi Milenial (kelahiran 1981-1996) dan Gen Z (kelahiran 1997-2012).
Sebagai bocoran, golongan produk pakaian sangat diminati oleh seluruh generasi, terutama milenial. Untuk golongan produk makanan, Gen X merupakan segmen konsumen paling potensial. Sementara Gen Z cenderung mendominasi produk perawatan kulit, sepatu, tas hingga perangkat pribadi lainnya.
Berdasarkan data Statista, 69% responden bahkan sudah merencanakan pengeluaran untuk belanja pada Ramadan dan Idulfitri sejak Februari 2023. Mereka juga sudah jauh-jauh hari berencana mudik dan berlibur. Artinya, ini potensi yang tidak boleh disia-siakan.
Penjualan ritel mengalami pertumbuhan dua digit karena mayoritas responden berencana membelanjakan lebih dari seperempat THR mereka pada Lebaran tahun ini.
Selain donasi keagamaan seperti infak, sedekah dan zakat, kategori produk populer lainnya selama Ramadan Lebaran antara lain adalah bahan masakan, pakaian, dan gadget.
Hasil survei Jakpat menunjukkan responden yang berniat mudik pada Lebaran 2023 meningkat 10% dari 2022 dan 4 kali lipat dari 2021. Tak hanya itu, sebagian besar juga berniat mengalokasikan dana lebih banyak untuk keperluan Ramadan dan Idulfitri tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
Estimasi sumber pengeluaran juga masih sama dengan tahun lalu. Mulai dari gaji, tabungan hingga THR. Berdasarkan kelompok usia, mayoritas Gen Z mengharapkan konsumsi mereka dari tabungan, sedangkan Generasi Milineal cenderung bergantung pada THR.
Dari sudut pandang bisnis, sederet data di atas tentu peluang menggiurkan sekaligus navigasi ideal sebelum menentukan arah bisnis melangkah. Bagi mereka yang jeli, Lebaran bukan lagi sekadar seremoni perayaan belaka. Namun juga waktunya untuk mendulang pundi-pundi cuan.
Editor: Dwi Ayuningtyas