tirto.id - Vivo Indonesia memiliki alasan khusus mengapa V9 menggunakan chipset Snapdragron 450 bukan 626. Dijelaskan General Manager Digital & Partnership PT Vivo Mobile Indonesia Fachryansyah, hal itu sesuai riset perusahaan.
“Ini sesuai dengan riset yang kami lakukan terhadap konsumen di Indonesia. Memang konsumen di Indonesia kebutuhannya di Snapdragon 450,” ungkapnya di Magelang seperti dikutip dari Antara, Jumat (30/3/2018).
Vivo Indonesia menilai bahwa prosesor yang lebih tinggi (626) akan memberatkan konsumen Indonesia sebab harga yang ditawarkan otomatis lebih mahal. Sebaliknya, prosesor yang sedikit lebih rendah (450) akan meringankan sebab memiliki harga jual lebih terjangkau.
“Kalau prosesornya lebih tinggi ya harganya juga jadi lebih mahal,” jelas Fachry.
Seperti diketahui bahwa Vivo V9 di Indonesia mengadopsi prosesor milik Qualcomm yakni chipset 450, sementara di India dan Malaysia, smartphone FullView Display dengan screen-to-body ratio tertinggi di dunia ini menggunakan prosesor Snapdragon 626.
Di Tanah Air, Vivo V9 resmi diperkenalkan pada sebuah acara peluncuran di Candi Borobudur, Magelang, Kamis (29/3) malam. Di hari yang sama, smartphone 4G dual SIM ini bisa dipesan (pre-order) hingga 5 April mendatang.
Tersedia dalam dua pilihan warna Gold in Black dan Gold, Vivo Indonesia bermitra dengan lima e-commerce official, yakni Lazada, JD.ID, Shopee, AkuLaku, dan Dinomarket pada masa pre-order.
Dijual di harga Rp3,9 juta, pada paket penjualan, Vivo V9 eksklusif disertai gift Bluetooth Stereo Headphone, JOOX VIP Code senilai Rp49 ribu, dan berbagai promo spesial lainnya oleh masing-masing mitra e-commerce.