tirto.id - Fasilitas PON 2024 Aceh-Sumut menjadi sorotan usai disentil para atlet hingga menjadi viral di media sosial. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pagelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 dibuka pada Senin, 9 September 2024, di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Alih-alih mendapatkan sambutan positif, ajang empat tahunan yang digelar di Provinsi Aceh dan Sumut ini justru menuai kontroversi.
Baru saja berlangsung selama dua hari, para atlet mulai mengeluhkan terkait fasilitas PON 2024 Aceh-Sumut. Mereka menyentil keadaan venue hingga akhirnya menjadi viral.
Atlet Samakan Fasilitas PON Seperti Main "Ninja Warrior"?
Fasilitas PON 2024 Aceh-Sumut menjadi viral di sejumlah platform media sosial seprti X (Twitter) dan TikTok. Di media sosial X, beberapa akun mengunggah keadaan fasilitas PON. Mayoritas turut menyayangkan ajang sekelas PON dilengkapi kondisi venue yang dinilai buruk.
Sebuah video menunjukkan sederet atlet harus bersusah payah melewati kubangan air untuk menuju venue. Bahkan, video lain menampilkan sekelompok orang yang harus menguras air dari dalam lokasi pertandingan.
Video berikutnya memperlihatkan para atlet yang berjalan kali di tengah kubangan air hingga terperosak ke dalam lumpur. Kondisi sekitar juga tampak belum beres lantaran masih terdapat sejumlah alat berat.
Tak hanya itu, kontingen salah satu peserta yang terdiri dari para atlet putri juga terpantau menaiki angkot berwarna kuning guna menuju arena pertandingan.
Di TikTok, atlet sebuah kontingen ikut mengunggah sebuah video terkait fasilitas PON 2024 Aceh-Sumut.
Lewat akun @baebaearum, ia menggambarkan suasana menuju pagelaran sembari membikin narasi berupa "Liku-Liku Akses ke GOR Voli Indoor PON XXI di Medan". Bahkan, ia menilai seperti layaknya bermain ninja warrior. Hal ini disebabkan sulitnya akses menuju arena.
"Sebelum bertanding, main ninja warrior dulu," ujar @baebaearum.
Berdasarkan video yang viral itu, tampak kondisi menuju arena pertandingan PON masih dipenuhi kubangan air dan terkesan kotor.
Para atlet juga tampak kesulitan memasuki area pertandingan lantaran fasilitas yang belum memadai. Beberapa titik terdapat kubangan air dan para atlet terpaksa memanfaatkan kumpulan kayu untuk melintas di atasnya.