Menuju konten utama

Video Rapim Tak Diunggah ke YouTube, Sandi: Kita Ingin Semua Rukun

Pengunggahan video tersebut lebih banyak disalahgunakan dan justru menjadi alat saling ejek antara pendukung Anies-Sandiaga dan pendukung mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Video Rapim Tak Diunggah ke YouTube, Sandi: Kita Ingin Semua Rukun
Aktivitas di hari perrtama Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di Balaikota, Jakarta, Selasa (17/10/2017). tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id -

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut bahwa tidak diunggahnya video rapat pimpinan (Rapim) ke YouTube dilakukan untuk mencegah perpecahan antar warga Jakarta. Sebab, menurut dia, pengunggahan video tersebut lebih banyak disalahgunakan dan justru menjadi alat saling ejek antara pendukungnya dan pendukung mantan gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Jika hal ini dibiarkan, kata dia, maka suasana di Jakarta tidak akan pernah kondusif. "Yang kita pantau dari kemarin bahwa rapim yang pertama kita unggah itu ternyata digunakan bukan hanya oleh yang tidak mendukung kami tapi juga yang mendukung kami, membangga-banggakan gitu dan memprovokasi," ujarnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/12/21017).

"Kita ingin semuanya rukun, kita ingin semua bersatu. Prinsip transparansi enggak akan kita (hilangkan). Itu non-negotiable lah, kita transparansi akuntabilitas kita kedepankan lah," tambahnya.

Kendati demikian, bukan berarti Pemprov tak mengedepankan prinsip transparansi kepada publik. Sandi menjamin bahwa setiap Rapim akan tetap direkam. Hanya saja, untuk mendapatkan rekaman tersebut, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau pihak lain wajib mengajukan permohonan dan izin kepada Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfotik) DKI Jakarta.

"Kalau tujuannya transparansi, yang mau ada pihak LSM atau masyarakat yang ingin mengetahui Rapim, yang berkompeten datang ke sini. Kita berikan akses. Bu Dien (Kepala Dinas Kominfotik) sudah memberikan akses dan ternyata ini ada referensinya di kota-kota maju juga seperti itu," ucap Sandi.

Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa setiap wartawan sebenarnya diizinkan masuk untuk meliput ke rapat-rapat Pemprov yang bersifat rutin dan penting. Hanya saja, selama ini tak pernah ada pemberitahuan bahwa rapat tersebut boleh dimasuki wartawan.

"Kita akan berikan akses untuk semua Rapim. Bukan hanya rapat rapim saja. Tapi rapat-rapat yang saya jalankan juga terbuka. Dan sebetulnya wartawan boleh masuk dan beberapa wartawan sudah berapa kali masuk, termasuk di rapat-rapat penting yang lainnya."

Jika dibandingkan dengan era kepemimpinan Gubernur Ahok, kebijakan yang diambil oleh Anies-Sandi memang terlihat berkebalikan.

Sebab, waktu mantan Bupati Belitung Timur itu menjabat, hampir semua rapat diunggah ke YouTube dengan tujuan mengedukasi masyarakat serta agar mereka berpartisipasi aktif dalam setiap pengambilan kebijakan di Pemerintah.

Terkait hal tersebut, Sandi mengatakan bahwa kebijakan yang diambil oleh dirinya dan Anies Baswedan saat ini hanya berlangsung sementara dan akan dievaluasi sewaktu-waktu.

"Yang ingin kita hadirkan mempersatukan dulu warga, nanti setelah itu setelah sudah ketemu ritmenya dan manfaatnya lebih banyak untuk diunggah terutama untuk sisi edukasi, sisi pemerintah bisa melihat kebijakannya itu bisa dimengerti oleh masyarakat itu nanti kita evaluasi ulang," ujar mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri