Menuju konten utama

Veronica Tan Berharap RPTRA Kalijodo Sebagai Tempat Edukasi

Veronica Tan berharap RPTRA Kalijodo bisa menjadi tempat belajar bagi warga Jakarta. Ruang publik di bekas lokalisasi prostitusi ini ke depan diharapkan bisa dikelola warga dengan sebaik-baiknya.

Veronica Tan Berharap RPTRA Kalijodo Sebagai Tempat Edukasi
Pemain 'skateboard' bermain di area 'skatepark' di Ruang Terbuka Hijau Kalijodo, Jakarta, Rabu (18/1). Kawasan Kalijodo saat ini menjadi tempat favorit para warga untuk melakukan aktivitas sore hari dan berolahraga. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) DKI Jakarta Veronica Tan berharap Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo dapat dipakai sebagai ruang berkumpul dan bersosialisasi warga Jakarta. Istri Gubernur Basuki Tjahaja Purnama ini berharap RPTRA Kalijodo yang baru diresmikan pada Rabu (22/2/2017) dapat berfungsi maksimal.

"Kita nggak mau tempat ini hanya menjadi tempat bermain saja, tetapi juga ada tempat berkumpul tetapi juga ada upaya edukasi,” beber Vero saat mengisi diskusi bertema “RPTRA untuk Pengembangan Keluarga Masa Depan” di RPTRA Kalijodo.

Berbicara di depan ibu-ibu PKK, Vero menegaskan RPTRA Kalijodo bisa dijadikan tempat orang tua untuk mendidik anak-anak. Ia mencontohkan, jika ada anak yang membuang sampah, orang tua bukannya yang memungut sampah tersebut, namun kewajiban orang tua untuk mengedukasi bahwa buang sampah sembarangan merupakan perbuatan yang tidak baik.

Vero menginginkan, ke depan masyarakat bisa memberikan sumbangsih untuk kemajuan RPTRA sehingga benar-benar menjadi milik warga.

Di acara yang sama arsitek RPTRA dan RTH Kalijodo, Yori Antar menjelaskan setiap RPTRA dan RTH memiliki konsep yan berbeda-beda. Untuk RPTRH Kalijodo, ia menggunakan konsep Betawi baik ornamennya maupun cucuran atapnya.

Arsitek dari Universitas Indonesia ini menyampaikan RPTRH dan RTH Kalijodo dilengkapi dengan dinding untuk kemudian bisa dimural oleh para pegiat mural. Selebihnya, tempat-tempat olahraga juga disediakan sebagai pelengkap fasilitas. RTH Kalijodo, kata dia, ada dua. Di wilayah barat RPTRA terus di sebelah Utara ada RTH disambung dengan jembatan.

“Filosofinya adalah bagaimana membangun RTH menjadi ruang publik tempat semua orang bisa berkumpul bertemu bersama dari aneka ragam latar belakang dan bisa dipakai buat olahraga supaya warga Jakarta bisa menikmati kota yang jauh lebih ramah, mereka juga bisa berolahraga. Di situ olahraga macam-macam jogging track, naik sepeda, skateboard. Intinya mereka bisa berekspresi,” beber dia.

Untuk RTH, ia mengatakan dibuka 24 jam untuk warga Jakarta dan tanpa dikenakan biaya, sementara untuk RPTRA ditutup pada pukul 21.00 WIB.

Ia berharap, RPTRA dan RTH Kalijodo bisa menghidupi ruang publik agar Jakarta lebih ramah lingkungan dan dan manusiawi. Sebab, kata dia, Jakarta merupakan kota yang besar namun sekaligus sempit. Sempit karena tidak banyak tersedia arena bermain dan berkumpul sehingga warga Jakarta sangat individualis.

Sementara itu, dalam sambutan peresmian, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan melengkapi RPTRA dan RTH Kalijodo dengan masjid 2 lantai dengan lebar 803 meter persegi. Toilet pun, kata dia, akan dibikin dengan konsep difabel dan akan diberikan puluhan minibus untuk menjemput para difabel yang akan datang berkunjung.

Untuk para PKL (Pedagang Kaki Lima), Ahok juga berujar bakal mendata seluruh PKL yang berjualan di sekitar RPTRA Kalijodo agar terdaftar BPOM. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meminimalisir penyakit kanker yang disebabkan oleh makanan berformalin.

“Kami sedang kumpulin data biar tahu tiap rumah kebutuhannya apa. Biar kita tahu kebutuhannya dari sejak dalam kandungan sampai liang lahat ketemu penciptanya,” ucapnya.

Sebagai informasi, RPTRA Kalijodo merupakan RPTRA ke-188 yang telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Baca juga artikel terkait RPTRA atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Agung DH