tirto.id - Penyebaran variant of concern (VoC) COVID-19 sudah terjadi di 14 provinsi di Indonesia. Varian paling banyak yang paling banyak ditemukan adalah varian delta atau B1617 yang pertama kali ditemukan di India.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan sudah ada 211 temuan VoC di 14 provinsi di Indonesia per tanggal 20 Juni 2021. 211 VoC itu terdiri dari 45 varian alpha atau B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris dan enam varian delta atau B1351 yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Sedangkan sisanya “varian delta 160 di 9 provinsi,” bunyi petikan data yang disampaikan Nadia kepada reporter Tirto, Rabu (23/6/2021).
Sebanyak 160 varian delta itu rinciannya masing-masing tiga kasus di Sumatra Selatan; Kalimantan Tengah; Kalimantan Timur. Lalu masing-masing satu kasus di Gorontalo dan Jawa Barat, dua kasus di Banten.
Terbanyak ada di Jawa Tengah 80 kasus; DKI Jakarta 57 kasus dan Jawa Timur 10 Kasus. Data ini belum termasuk temuan baru dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menyatakan telah mengidentifikasi 44 temuan varian delta di Karawang Jawa Barat.
Sedangkan varian alpha penyebarannya masing-masing satu kasus di Riau, Kepulauan Riau; Sumatra Selatan; Jawa Tengah; Kalimantan Selatan dan Bali. Kemudian masing-masing dua kasus di Sumatra Utara; Jawa Barat dan Jawa Timur. Sisanya ada 33 kasus yang ditemukan di DKI Jakarta.
Untuk varian Beta masing-masing temukan satu kasus di Bali dan Jawa Timur, kemudian empat kasus ditemukan di DKI Jakarta.
Dengan terus bertambahnya temuan VoC yang memiliki karakter lebih cepat menular ini, Nadia mengimbau agar masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas.
“Hindari kerumunan karena penularannya sangat cepat, dan tes segera untuk deteksi dini kalau kesehatan kita kurang fit. Serta vaksinasi segera jangan tunggu atau pilih merek tertentu, kita perlu perlindungan ini,” ujar Nadia.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan untuk dapat mengidentifikasi varian baru atau VoC pemerintah akan berupaya melakukan percepatan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
“Pemerintah berkomitmen melakukan percepatan proses pengecekan WGS di laboratorium. Dari yang sebelumnya membutuhkan waktu dua minggu menjadi satu minggu. Semakin cepat rentang waktu pemeriksaan ini diharapkan data yang didapat semakin aktual dan dapat dilakukan penanganan yang cepat,” kata Wiku, Jumat (18/6/2021).
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz