tirto.id - Program vaksinasi COVID-19 secara massal di Indonesia masih berlangsung untuk menurunkan angka positif corona yang makin meningkat serta memutus rantai penyebaran virus tersebut. Vaksin sendiri adalah zat yang dibuat untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Dalam vaksin terkandung bakteri atau virus yang sebelumnya telah dilemahkan atau dimatikan.
Setelah sebelumnya memprioritaskan paramedis, pelayanan publik, TNI/Polri dan tenaga pendidik sebagai penerima vaksin gratis, kini pemerintah Indonesia menyasar semua lapisan masyarakat.
Lansia, kaum pekerja dan wanita dengan syarat tidak sedang sakit, demam atau mengonsumsi jenis obat tertentu, boleh menerima injeksi vaksin COVID-19.
Keuntungan menerima vaksin COVID-19
Vaksin COVID-19 melindungi dari kemungkinan parahnya kondisi penyakit serta kematian akibat virus dengan membantu tubuh mengembangkan imunitas. Vaksin juga mengurangi penyebaran virus di masyarakat sehingga pilihan untuk menerima vaksin dapat menyelamatkan banyak nyawa, demikian merujuk laman afro.who.int.
Saat ini vaksinasi adalah senjata utama dalam mengakhiri pandemi dan membuat masyarakat kembali hidup normal. Kampanye vaksinasi massal juga membantu menurunkan tekanan yang dihadapi petugas medis dan rumah sakit, sehingga mereka bisa merawat pasien dengan penyakit lain.
Apakah ibu hamil dan menyusui boleh divaksin?
Merujuk pada wawancara Dr Soumya Swaminathan, kepala peneliti WHO, dalam program Science in 5 di laman resmi who.int, saat ditanya apakah wanita hamil dan menyusui juga boleh mendapat vaksinasi COVID-19, ia menjawab boleh.
“Ya, wanita yang telah melahirkan dan menyusui bayinya dapat menerima vaksin, dan harus menerima vaksin ketika sudah tersedia. Tidak ada resiko sama sekali karena semua vaksin yang digunakan saat ini tidak ada yang mengandung virus hidup. Jadi tidak ada risiko penularan melalui ASI. Antibodi yang dimiliki ibu dapat masuk ke tubuh bayi melalui ASI namun hanya berfungsi sedikit untuk melindungi bayi. Tapi tidak ada salahnya, dan sangat aman,” kata Dr Soumya.
Apakah wanita yang sedang menstruasi boleh divaksin?
Terkait pertanyaan tersebut, kembali Dr Soumya Swaminatha menjawab senada, bahwa wanita yang sedang haid boleh menerima vaksin.
“Tidak ada yang secara ilmiah benar-benar menghalangi wanita yang sedang menstruasi menerima vaksin selain bahwa kondisinya mungkin merasa sedikit lelah, namun itu akibat haidnya. Sehingga jika wanita haid mendapatkan jadwal vaksin bersamaan dengan datangnya periode tersebut, tidak ada masalah untuk melanjutkan menerima vaksinasi.”
Efek samping bagi wanita haid yang menerima vaksin COVID-19, selama ia sebelumnya tidak sedang sakit atau demam yang lebih tinggi dari 37,5 derajat celsius maka hampir tidak ada. Jika ia merasa sedikit lelah atau lemas, maka hal itu tidak terkait dengan vaksin yang ia terima.
Selain itu, kabar yang menyatakan bahwa vaksinasi COVID-19 dapat berpengaruh terhadap kesuburan wanita, Dr Soumya menegaskan bahwa itu hanya mitos. Belum ada bukti ilmiah atau fakta yang menjelaskan perihal vaksin dapat memengaruhi masalah kesuburan atau ketidaksuburan baik untuk wanita maupun pria.
Yang dilakukan vaksin hanyalah menstimulasi respon imun atau kekebalan tubuh terhadap sejenis protein atau antigen dari virus dan bakteri, dalam hal ini virus penyebab COVID-19. Jadi tidak ada pengaruhnya terhadap kesuburan dan fungsi reproduksi manusia.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Yulaika Ramadhani