tirto.id - Serangan teror terjadi di London di Kompleks Parlemen Inggris kawasan Westminster, London, Rabu (22/3/2017) waktu setempat yang mengakibatkan tiga orang dan satu penyerang tewas. Terlepas dari serangan di London, Inggris tidak akan mengubah status tingkat ancaman terorismenya.
"Tingkat ancaman Inggris sudah ditetapkan genting selama beberapa waktu dan ini tidak akan berubah," jelas Perdana Menteri Theresa May dalam pidato yang disiarkan di televisi di luar kantornya di Downing Street.
Sebagaimana dilansir Antara, Kamis (23/3/2017), dalam serangan tersebut, seorang polisi dan dua orang lainnya ditewaskan oleh seorang penyerang yang kemudian ditembak mati oleh polisi bersenjata di luar parlemen di pusat kota London.
Theresa May telah memberi reaksi terbuka pertamanya mengenai serangan terburuk di London sejak 2005. May berbicara di luar kantor di 10 Downing Street, setelah ia menghadiri pertemuan dengan penasehat senior Inggris pascaserangan tersebut.
May menggambarkan pelaku serangan itu sebagai "sakit dan bejat". Ia juga memuji keberanian para petugas polisi yang menghadapi bahaya saat mereka memberitahu orang agar menyelamatkan diri. May mengkonfirmasi tingkat ancaman saat ini di Inggris, yaitu parah, akan tetap diberlakukan.
"Lokasi serangan ini bukan tidak disengaja," kata May.
May mengatakan pelaku memilih untuk menyerang di jantung ibu kota kita, tempat orang dari segala kewarganegaraan, agama dan budaya, berkumpul.
"Jalan Westminster ini, adalah tempat Parlemen tertua di dunia dipancangkan dengan semangat kebebasan. Itu sebabnya mengapa tempat ini menjadi sasaran bagi mereka yang menolak semua nilai tersebut. Setiap upaya untuk mengalahkan nilai itu melalui teror atau kekerasan akan gagal," jelasnya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari