Menuju konten utama

Usai Ramai Dikritik, Dishub DKI Buka Pagar Beton Simpang Santa

Pemprov DKI Jakarta dihujani kritik lantaran menutup jalur sepeda dengan pagar beton untuk menangani kemacetan di Simpang Santa, Jakarta Selatan.

Usai Ramai Dikritik, Dishub DKI Buka Pagar Beton Simpang Santa
Kawasan Simpang Santa yang dipadati pengendara mobil hingga motor, Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023). ANTARA/Luthfia Miranda Putri

tirto.id - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan pagar beton Simpang Santa, Jakarta Selatan, telah dibuka kembali usai evaluasi uji coba rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan di kawasan tersebut.

Pemprov DKI Jakarta sempat dihujani kritik dari masyarakat dan sejumlah organisasi masyarakat sipil lantaran menutup jalur sepeda dengan pagar beton untuk menangani kemacetan.

Syafrin menuturkan penyesuaian tersebut dilakukan untuk memperbaiki kinerja lalu lintas yang mencakup ruas jalan dan jaringan, serta mengurangi durasi menumpuknya kendaraan.

“Dari hasil evaluasi diperoleh hasil bahwa kapasitas ruas Jalan Wolter Monginsidi tidak dapat menampung volume lalu dari lintas arah Jalan Wijaya 1, Jalan Tendean, dan Jalan Suryo. Maka dari itu kami lakukan penyesuaian, salah satunya dengan membuka barier beton yang kemarin digunakan untuk menutup ruas jalan tersebut," kata Syafrin di Jakarta, Selasa (18/4/2023).

Syafrin menjelaskan Dishub DKI juga sedang membahas rencana pengaturan waktu siklus lampu lalu lintas di Simpang Santa (Simpang Jalan Wijaya I-Jalan Wolter Monginsidi). Hal itu dilakukan untuk mengatur pergantian pergerakan kendaraan pada masing-masing ruas jalan agar semakin optimal.

"Nantinya pengaturan pejalan kaki dan pesepeda mengikuti waktu siklus lampu lalu lintas," ucapnya.

Melalui pengaturan simpang dengan lampu lalu litas, kata Syafrin, maka keberadaan pelican crossing tidak diperlukan lagi. Penataan parkir pun akan dilakukan di ruas Jalan Suryo, Jalan Senopati, dan Jalan Wolter Monginsidi.

Kemudian rute bus Transjakarta koridor 9H jurusan Blok M-UI ikut diubah ke rute semula sebelum penataan, yaitu Jalan Wijaya-Jalan Tendean-Jalan Gatot Subroto-Jalan Pancoran-Jalan Pasar Minggu-Jalan Lenteng Agung (UI).

"Masyarakat pengguna jalan diimbau untuk terus memantau perkembangan penataan kawasan Simpang Santa, memperhatikan rambu lalu lintas, dan mengutamakan keselamatan di jalan," ujarnya.

Kebijakan penutupan jalur sepeda dengan pagar beton dikritik oleh sejumlah organisasi masyarakat sipil. Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin mengatakan Jakarta seharusnya mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor.

"Beban emisi DKI Jakarta dari transportasi mencapai 19.165 ton per hari," kata Ahmad melalui keterangan pada Minggu, 16 April 2023.

Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) juga ikut mengkritik trotoar diaspal menjadi jalan di Simpang Santa. Urban Planning, Gender, and Social Inclusion Associate ITDP, Deliani Poetriayu Siregar mengatakan permasalahan kepadatan kendaraan bermotor di kawasan Kebayoran Baru bukan karena kekurangan ruang.

"Tapi jumlah penggunaan kendaraan yang terus meningkat,” kata Deliani.

Deliani mengatakan penambahan jalan dengan mengubah trotoar menjadi jalan untuk kendaraan bermotor tidak pernah menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan.

“Penambahan jalan justru semakin mengundang kendaraan bermotor pribadi untuk menggunakan jalan dan bagian dari siklus ketergantungan penggunaan kendaraan bermotor pribadi di kota.” ujarnya.

Baca juga artikel terkait JALUR SEPEDA JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan