tirto.id - Di dunia mobile computer, salah satu produk yang paling diminati dan menyandang status premium adalah MacBook dari Apple. MacBook, dalam tayangan iklan yang digagas oleh Apple dengan judul “Get a Mac”, memposisikan dirinya berbeda dibandingkan PC (dan Laptop berbasis Windows). Ia adalah komputer yang dikesankan kasual, enerjik, dan berbagai hal keren lainnya bila dibandingkan dengan PC.
MacBook pertama kali diluncurkan pada tahun 2006, menggantikan lini produk iBook dan PowerBook yang lebih dahulu ada. Pembaruan terakhir terjadi di tahun 2016 lalu. MacBook yang baru, menampilkan fitur Touch Bar sebagai pembeda versi terdahulunya. Tentu, versi baru tersebut juga menambahkan beberapa peningkatan. Pada tahun 2017, Apple memproyeksikan setidaknya 15 juta unit MacBook akan dikapalkan. Angka tersebut meningkat 10 persen dibandingkan angka di tahun sebelumnya.
MacBook, merupakan salah satu produk Apple yang meraih sukses. Banyak orang melihat MacBook sebagai produk premium impian untuk menggantikan Laptop berbasis Windows yang mereka miliki. MacBook pun telah menjadi gaya hidup “mewah” bagi masyarakat perkotaan.
Bukan hanya individu yang melihat MacBook sebagai produk yang menyilaukan mereka. Produsen PC dan Laptop pun silau dalam melihat produk tersebut. Dengan semangat yang menggebu-gebu, mereka berlomba-lomba menghadirkan produk yang bisa mengalahkan kedigdayaan MacBook. Selain tentu saja, menurut perkiraan Gartner, pasar produk Laptop premium memang cukup menggiurkan. Pada tahun 2017, diprediksi 61 juta produk “ultramobile PC” (termasuk MacBook di dalamnya) akan dikapalkan. Pada tahun 2018, pengapalan diprediksi akan meningkat menjadi 74 juta unit dan diperkirakan meningkat lagi menjadi 85 juta unit pada 2019. Ini tentu angka yang sangat menggiurkan, mengingat dalam proyeksi yang sama, PC tradisional (baik Laptop maupun Desktop) mengalami penurunan angka pengapalan. Pada tahun 2017, 205 juta unit PC tradisional diprediksi akan dikapalkan. Namun, pada tahun 2018, pengapalan diprediksi akan menurun menjadi 198 juta unit. Setahun kemudian, pengapalan diperkirakan mengalami penurunan lagi menjadi sekitar 193 juta unit.
Ini artinya, pasar komputer premium sangat menggiurkan bagi para produsen. Pasar yang menghadirkan harapan bagi produsen dibandingkan segmen pasar komputer lainnya yang cenderung lesu akibat ekspansi ponsel pintar yang semakin ganas.
Dalam melawan kedigdayaan MacBook, beberapa produsen menghadirkan lawan yang cukup tangguh. Microsoft, perusahaan yang secara fundamental lebih fokus pada pembuatan sistem operasi dan melisensikannya pada produsen perangkat keras lain, mencoba peruntungan untuk mengalahkan Apple dengan produk terbaru mereka, Surface Laptop. Laptop seharga $999 ini dibuat khusus bagi pelajar dan mahasiswa.
Sayangnya, harga tersebut tampaknya kurang ramah untuk kantong pelajar dan mahasiswa. Gordon Mah Ung, editor eksekutif PC World, sebagaimana dikutip dari Forbes mengungkapkan, Surface Laptop merupaka pesaing bagi produk Apple. "Saya belum pernah melihat satu pun, tapi berdasarkan spesifikasi dan harga, produk ini lebih merupakan pesaing produk Apple daripada (produk lain yang telah ada) dari OEM (Original Equipment Manufacturer) PC.”
Pernyataan Ung tersebut memang bisa diterima dengan melihat spesifikasi dari Surface Laptop. Dengan prosesor antara i5 dan i7 terbaru dari Intel, media penyimpanan SSD sebesar 512 GB, Memori raksasa sebesar 16 GB, dan layar dengan teknologi PixelSense seluas 13,5 inci, Surface Laptop memang merupakan pesaing terdekat untuk mengalahkan MacBook.
Selain Surface Book dari Microsoft, ada pula laptop premium lainnya yang ingin mengalahkan kedigdayaan MacBook. Ialah Huawei, produsen teknologi asal Cina tersebut, berharap memperoleh simpati masyarakat teknologi guna mengalahkan MacBook. Melalui MateBook X, Huawei berani berhadapan langsung dengan MacBook.
Dari namanya saja, MateBook, Huawei memang mencoba menjadi pesaing MacBook yang serius. Setidaknya, keseriusan tersebut dihadirkan melalui spesifikasi yang cukup baik untuk bersaing dengan MacBook. MateBook X, menggunakan prosesor yang bisa dipilih antara i5 atau i7 terbaru dari Intel. Laptop premium dengan layar 13 inci tersebut, yang menarik, hadir pula dengan bazel atau tepi layar seukuran 4,4mm, yang menjadikannya memiliki ukuran layar lebih besar, tanpa perlu menambah ukuran secara keseluruhan. Persis seperti tren yang saat ini hadir di dunia ponsel pintar yang dipelopori oleh Samsung Galaxy S8, LG G6, dan Xiaomi Mi Mix.
Selain itu, Huawei MateBook, melengkapi laptop premiumnya tersebut dengan sistem suara hasil kolaborasi dengan Dolby, menjadikannya sangat nyaman untuk digunakan sebagai laptop multimedia. Segmen pasar yang memang selama ini diincar oleh MacBook.
Selain dua lini laptop premium di atas yang baru saja diluncurkan ke pasaran, ada pula produk lainnya yang sekiranya pas dianggap sebagai pesaing MacBook yang cukup serius. Misalnya produsen HP yang menghadirkan lini produk Spectre, Dell yang meluncurkan XPS 13, ataupun Asus yang menghadirkan ZenBook. Masing-masing produk tersebut, menghadirkan spesifikasi yang mumpuni untuk mengalahkan MacBook sebagai Laptop yang "dikultuskan" para penggunanya.
Jelas, mengalahkan MacBook, bukan perkara sepesifikasi semata. User Experience atau pengalaman pengguna, tentu harus diperhitungkan oleh para pengguna. Baik Surface laptop, Huawei MateBook, HP Spectre, Dell XPS, serta Asus ZenBook, kesemuanya menggunakan Windows sebagai sistem operasi dengan tenaga beragam laptop premium tersebut. Akibatnya, kesemua produk tersebut, bila dibandingkan dengan MacBook, bisa disederhanakan dengan Mac melawan Windows. Sesuatu yang tentunya tidak menguntungkan bagi produsen-produsen tersebut.
Perlu sentuhan khusus agar produk laptop premium tersebut, bisa menghajar MacBook di pasaran dengan baik. Berhasilkah para produsen tersebut mengalahkan Macbook dari Apple?
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti