tirto.id - Kasus penyakit hepatitis akut atau hepatitis misterius hingga Selasa (10/5/2022) telah mencapai 15 suspek.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan suspek hepatitis akut di Indonesia hingga saat ini masih terus dilakukan proses investigasi.
"Sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus (suspek). Di dunia paling besar di Inggris 115 kasus, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat," kata Budi Gunadi Sadikin seperti dilansir dari Antara.
Budi mengatakan tiga suspek hepatitis akut di Indonesia di laporkan empat hari usai pengumuman Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada 23 April 2022.
Pada 27 April 2022, kata Budi, Indonesia menindaklanjuti pernyataan KLB tersebut dengan membuat surat edaran agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan di setiap daerah melakukan survailens kasus tersebut.
"30 April Singapura umumkan kasus yang pertama dan sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus," katanya.
Saat dihubungi redaksi Tirto,Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, 15 kasus tersebut tersebar di Jakarta, Jawa Timur, Bangka Belitung (Babel) dan Sumatera Barat.
"(Sebaran kasus ada di) Jakarta 12 kasus (suspek) dan yang lain (masing-masing daerah) 1 kasus," ujar Nadia.
Baru-baru ini, Budi juga telah berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control/CDC) Amerika Serikat dan Inggris terkait situasi itu. Disimpulkan, belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen sebabkan hepatitis akut pada anak di bawah usia 16 tahun.
"Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama oleh Indonesia dan WHO serta Amerika dan Inggris untuk deteksi cepat," katanya.
Budi mengatakan kemungkinan virus yang diduga berkaitan dengan hepatitis akut adalah Adenovirus strain 41.
"Tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada kasus Adenovirus strain 41 ini," ujarnya.
Menurutnya, ciri atau gejala dari hepatitis misterius ini adalah mual muntah, demam hingga diare.
"Cirinya kalau buang air besar dan mulai ada demam cek SGOP dan SGOT (gangguan fungsi hati)," katanya.
Sedangkan untuk mencegah bertambahnya kasus hepatitis akut, Menkes mendorong masyarakat untuk rajin mencuci tangan karena penularan virus tersebut berasal dari asupan makanan lewat mulut.
Selain itu, apabila muncul gejala lain seperti demam, Menkes menganjurkan untuk segera dilakukan pemeriksaan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) di rumah sakit.
“Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekatnya karena SGPT, SGOT normalnya di level 30-an. Kalau udah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” kata Menkes dilansir dari laman Satgas COVID-19.
Apa itu hepatitis akut?
Penyakit hepatitis akut adalah peradangan hati, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk kanker dan gagal hati, dan bisa berakibat fatal.
Hati sangat penting karena menghilangkan racun dari darah, terlibat dalam metabolisme dan mengatur pembekuan darah, di antara fungsi lainnya.
Penyakit hepatitis akut juga disebut hepatitis misterius lantaran hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab penyakit tersebut.
Editor: Iswara N Raditya