tirto.id - Kasus Corona di dunia kembali dilaporkan pada hari ini, baik dari kasus positif, kasus kematian, kasus sembuh, hingga kasus aktif.
Laporan Worldometers, Jumat, 18 Maret 2022 hingga pukul 09.41 WIB menunjukkan, total kasus positif COVID-19 secara global telah mencapai 465.971.834.
Dari jumlah itu, yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 6.087.302 orang dan yang berhasil sembuh 397.761.750 pasien.
Sedangkan kasus sembuh saat ini menjadi 62.122.782, di mana 63.485 orang di antaranya berada dalam kondisi yang serius.
Berikut adalah data 10 negara dengan kasus Corona tertinggi di dunia pada hari ini:
1. Amerika Serikat: 81.350.883 kasus positif, 996.072 kematian, 56.822.580 kesembuhan, dan 23.532.231 kasus aktif.
2. India: 43.003.767 kasus positif, 516.312 kematian, 42.454.546 kesembuhan, dan 32.909 kasus aktif.
3. Brasil: 29.527.640 kasus positif, 656.487 kematian, 28.126.647 kesembuhan, dan 744.506 kasus aktif.
4. Prancis: 23.860.194 kasus positif, 140.729 kematian, 22.452.380 kesembuhan, dan 1.267.085 kasus aktif.
5. Inggris: 20.001.627 kasus positif, 163.386 kematian, 18.507.001 kesembuhan, dan 1.331.240 kasus aktif.
6. Jerman: 18.140.525 kasus positif, 127.072 kematian, 14.142.500 kesembuhan, dan 3.870.953 kasus aktif.
7. Rusia: 17.484.257 kasus positif, 363.039 kematian, 15.934.645 kesembuhan, dan 1.186.573 kasus aktif.
8. Turki: 14.644.382 kasus positif, 96.954 kematian, 14.271.428 kesembuhan, dan 276.000 kasus aktif.
9. Italia: 13.645.834 kasus positif, 157.442 kematian, 12.400.175 kesembuhan, dan 1.088.217 kasus aktif.
10. Spanyol: 11.260.040 kasus positif, 101.416 kematian, 10.502.784 kesembuhan, dan 655.840 kasus aktif.
Update COVID-19 & Omicron Indonesia
Indonesia masih menempati urutan 17 di dunia untuk kasus Corona terbanyak di dunia dengan total 5.939.082 kasus positif.
Data Satgas COVID-19 di Indonesia hingga Kamis kemarin, 17 Maret 2022 melaporkan, jumlah itu diperoleh setelah ada tambahan 11.532 kasus harian baru.
Angka kematian bertambah 237 kasus, sehingga jumlahnya menjad 153.212 orang meninggal dunia.
Sementara kasus sembuh bertambah 28.787 dan jumlahnya menjadi 5.523.393 kasus kesembuhan, serta 262.477 kasus aktif tersisa dari seluruh wilayah di Tanah Air.
Pada perkembangan varian Omicron sampai Kamis kemarin (17/3/2022), GISAID mencatat, ada penambahan 8.550 kasus baru yang membuat varian ini mendominasi kasus Corona saat ini.
Dilansir laman resmi Sehat Negeriku Kemenkes, angka keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) untuk kasus COVID-19 terus mengalami tren penurunan dari hari ke harinya.
Data per 17 Maret 2022 menunjukkan, angka BOR di Indonesia turun hingga berada di level 17% dan seluruh provinsi tidak ada yang mengalami kenaikan.
“Penanganan COVID-19 di Indonesia masih menunjukkan perbaikan-perbaikan yang cukup berarti. Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit sudah cukup rendah di bawah 20% selama dua hari ini. Kita berharap bisa menekannya hingga di bawah 5%,” kata Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes.
Nadia mengatakan, semua indikator penanganan COVID-19 menjadi acuan pemerintah untuk menentukan status pandemi secara nasional.
Apabila sudah berada pada level tertentu selama periode enam bulan, maka aktivitas kegiatan masyarakat akan bisa dilonggarkan secara aman.
“Harapannya saat ini masyarakat bersabar untuk sama-sama menunggu indikator-indikator penanganan COVID-19 terkendali dengan lebih baik dan lebih konsisten lagi. Kuncinya adalah menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi lengkap serta memenuhi vaksinasi booster,” jelas Nadia.
Update Omicron Dunia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan adanya informasi yang menyebut bahwa Omicron adalah 'varian COVID-19 terakhir' yang memicu peningkatan di seluruh dunia tidaklah benar.
WHO menegaskan jika pandemi belum berakhir, adanya pencabutan mandat masker dan tidak berlakunya lagi jarak fisik di beberapa negara justru bisa menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 secara global.
“Setelah beberapa minggu menurun, kasus COVID-19 yang dilaporkan sekali lagi meningkat secara global, terutama di beberapa bagian Asia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Gebreyesus.
Dalam seminggu terakhir, WHO justru telah melihat peningkatan 8 persen dalam deteksi kasus COVID-19, dengan lebih dari 11 juta hasil tes positif.
“Peningkatan ini terjadi meskipun ada pengurangan dalam pengujian di beberapa negara, yang berarti kasus yang kami lihat hanyalah puncak gunung es," jelas Tedros.
Dia menambahkan bahwa wabah dan lonjakan lokal yang berkelanjutan diharapkan terjadi, terutama di daerah-daerah di mana langkah-langkah untuk mencegah penularan telah dicabut, tetapi ada tingkat kematian yang 'sangat tinggi' di banyak negara, terutama di mana tingkat vaksinasi rendah di antara populasi yang rentan.
“Setiap negara menghadapi situasi yang berbeda dengan tantangan yang berbeda, tetapi pandemi belum berakhir,” tegasnya lagi.
Editor: Iswara N Raditya