Menuju konten utama

Update COVID-19 di Arab Saudi: Makkah dan Madinah Lockdown

Pemerintah Arab Saudi menerapkan Lockdown di Makkah dan Madinah untuk mengurangi penyebaran COVID-19.

Update COVID-19 di Arab Saudi: Makkah dan Madinah Lockdown
Polisi Saudi menjaga Ka'bah, bangunan kubik di Masjidil Haram, di kota suci Muslim di Mekah, Arab Saudi, Jumat, 6 Maret 2020.Amr Nabi/AP

tirto.id - Demi memperketat penanganan wabah virus corona COVID-19 semakin tidak meluas, Pemerintah Arab Saudi mulai menerapkan lockdown atau karantina wilayah di Makkah dan Madinah sejak Kamis (2/4/2020).

Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi melalui sebuah pernyataan menyebutkan, penerapan lockdown masih mendapat pengecualian dan berlaku bagi pekerja di sektor penting saat ini, serta bagi warga yang membeli makanan dan mengakses layanan kesehatan.

Demi mencegah penularan virus corona, tambah kementerian, mobil di kedua kota itu juga hanya diperbolehkan mengangkut satu orang saja, demikian seperti dilansir Antara yang mengutip Reuters, Jumat (3/4/2020).

Sebelumnya, Makkah dan Madinah telah memberlakukan jam malam, yakni mulai pukul 15.00 - 6.00 waktu Arab Saudi.

Selain itu, Arab Saudi juga telah mengambil langkah yang drastis dalam menangani pandemi COVID-19 di wilayahnya, yakni dengan menghentikan penerbangan internasional, menutup tempat-tempat umum, dan menangguhkan kegiatan umrah yang biasanya berlangsung sepanjang tahun.

Pada Selasa (31/3/2020), pemerintah Arab Saudi mengeluarkan pernyataan yang meminta umat Muslim menunda rencana beribadah haji hingga ada kejelasan mengenai akhir pandemi ini.

Pembatasan pergerakan di Riyadh dan Jeddah juga diperketat, dengan peraturan jam malam lama yang diterapkan.

Sementara itu, provinsi Qatif di mana kasus corona pertama Arab Saudi muncul bulan lalu pada peziarah yang baru kembali dari Iran, telah berada di bawah kebijakan karantina wilayah hampir selama empat pekan.

Hingga Kamis (4/3/2020), pukul 6.30 WIB, data dari Johns Hopkins CSSE mencatat, sebanyak 1.885 kasus terkonfirmasi positif corona di seluruh Arab Saudi dengan 21 kasus berujung kematian, dan angka itu adalah yang tertinggi di antara enam negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk.

Meski begitu, pejabat urusan kesehatan negara itu menyebut bahwa pengalaman mereka melawan wabah MERS membantu menyiapkan Arab Saudi untuk melawan wabah baru ini.

Baca juga artikel terkait LOCKDOWN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Agung DH