Menuju konten utama

Update Corona Indonesia & Dunia Sore Ini: 5 Ribu Kasus Baru di RI

Update corona hari ini, Senin, 1 Maret 2021 di Indonesia dan dunia, pukul 15.00 WIB. 

Update Corona Indonesia & Dunia Sore Ini: 5 Ribu Kasus Baru di RI
Petugas kesehatan mengambil cairan vaksin COVID-19 Sinovac untuk disuntikan di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (25/2/2021). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Update corona Indonesia dan dunia terus menunjukkan data peningkatan yang cukup signifikan. Menurut laporan data dari situs Worldometers, hingga Senin, 1 Maret 2021 pukul 15.00 WIB, angka kasus secara global telah mencapai 114,689,757 dengan 2,543,321 kematian.

Saat ini ada sebanyak 21,894,545 kasus aktif di seluruh dunia, dengan jumlah pasien yang telah dinyatakans embuh dari COVID-19 sebanyak 90,251,891 orang.

Negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia yaitu Amerika Serikat sebanyak 29,255,344 dengan 525,776 kematian.

India di urutan kedua per hari ini mencatatkan 185 kasus baru dengan jumlah kematian mencapai 157,195 dan total jumlah kasus sebanyak 11,112,241.

Negara ketiga dengan jumlah kasus terbanyak yaitu Brasil dengan 10,551,259 kasus, disusul Rusia dengan 4,246,079.

Inggris berada di urutan ke-5 dengan jumlah kasus mencapai 4,176,554 dan Prancis di urutan ke-6 dengan 3,755,968 kasus.

Sementara itu, Indonesia masih berada di 20 besar, tepatnya di urutan ke-18 dunia dengan total kasus mencapai 1.334.634.

Menurut data dari laman covid-19.go.id, saat ini ada sebanyak 155.765 pasien yang sedang dirawat akibat COVID-19.

Jumlah pasien yang meninggal dunia ada 36.166 orang, dan yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 1.142.703.

Hingga pukul 13.15 WIB, per hari ini Indonesia mencatatkan kasus baru sebanyak 5.560.

DKI Jakarta adalah provinsi dengan jumlah kasus terkonfirmasi paling banyak di Indonesia yaitu 339.735 dan 322.756 di antaranya telah dinyatakan sembuh.

Jumlah angka kematian tertinggi ada di Jawa Timur yaitu sebanyak 8.458 pasien dan jumlah pasien paling banyak dirawat saat ini yaitu Jawa Tengah dengan 44.194 orang.

Studi: Infeksi COVID saat Hamil Tak Tingkatkan Risiko Kematian Bayi

Infeksi COVID-19 pada ibu hamil tidak terkait dengan bayi lahir mati atau kematian neonatal dini, menurut sebuah studi baru.

Meski demikian, seperti dikutip News Medical Net, studi yang meneliti 4.000 lebih wanita hamil yang dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19 ini juga menemukan wanita yang memiliki hasil tes positif lebih mungkin untuk melahirkan secara prematur.

Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Imperial College London dan diterbitkan dalam jurnal Ultrasound in Obstetrics and Gynecology ini menggunakan data dari Inggris dan Amerika Serikat.

Tim peneliti melihat data dari 4.004 wanita hamil yang telah dicurigai atau dikonfirmasi COVID-19.

Dari wanita-wanita ini, 1.606 berasal dari Inggris, dari registri data yang disebut PAN-COVID, sedangkan 2.398 berasal dari AS, dan dari registri data SONPM American Academy of Pediatrics.

PAN-COVID didanai oleh Medical Research Council, UK National Institute for Health Research dan NIHR Imperial Biomedical Research Center.

Penelitian dilakukan pada semua wanita yang melahirkan antara Januari-Agustus 2020.

Hasilnya ditemukan bahwa tidak ada bayi yang meninggal akibat COVID-19 dalam penelitian tersebut. Juga tidak ada peningkatan risiko lahir mati atau berat lahir rendah.

Namun, data Inggris dan AS menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk kelahiran prematur (didefinisikan sebagai kelahiran sebelum 37 minggu).

Dalam data Inggris, 12 persen wanita dengan dugaan atau dikonfirmasi COVID-19 memiliki persalinan prematur - 60 persen lebih tinggi dari tingkat rata-rata nasional sebesar 7,5 persen.

Sementara dalam data di AS, 15,7 persen wanita memiliki kelahiran prematur, 57 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional AS yang 10 persen.

Tim peneliti mengatakan bagian dari hubungan ini mungkin karena dokter memutuskan untuk melahirkan bayi lebih awal karena kekhawatiran tentang efek infeksi COVID-19 pada ibu dan bayi. Angka kelahiran prematur spontan lebih rendah dari yang diharapkan.

Profesor Christoph Lees, penulis senior studi dari Imperial's Department of Metabolism, Digestion and Reproduction menyatakan, penemuan bahwa infeksi COVID-19 tidak meningkatkan risiko lahir mati atau kematian bayi cukup meyakinkan.

"Namun, dugaan atau konfirmasi COVID- 19 diagnosis dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur yang lebih tinggi, dan tidak sepenuhnya jelas mengapa," kata dia.

Baca juga artikel terkait UPDATE CORONA HARI INI atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH