tirto.id - Grafik kasus Corona di dunia terus meningkat dari hari ke hari, terlebih setelah mutasi baru Covid-19 varian Omicron merebak.
Update Corona 3 Februari 2022 di dunia hingga pukul 06.33 WIB telah mencapai 384.877.537 kasus positif, demikian seperti dilansir Worldometers.
Data tersebut diperoleh setelah bertambah 2.837.390 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Kasus kematian tercatat 5.716.192 jiwa, dan ada 304.825.642 pasien dinyatakan sembuh.
Sementara untuk kasus aktif hingga kini terkonfirmasi 74.335.703 pasien dari seluruh negara yang terkena wabah SARS-CoV-2, di mana 91.922 orang kondisinya kritis.
Berikut ini 10 negara dengan kasus Corona terbanyak pada hari ini:
- Amerika Serikat: 76.752.951 kasus positif, 916.213 kematian, 46.822.845 kesembuhan, dan kasus aktif 29.013.893.
- India: 41.795.478 kasus positif, 498.987 kematian, 39.747.984 kesembuhan, dan kasus aktif 1.548.507.
- Brasil: 25.793.112 kasus positif, 628.960 kematian, 22.353.361 kesembuhan, dan kasus aktif 2.810.791.
- Prancis: 19.872.989 kasus positif, 131.588 kematian, 13.108.992 kesembuhan, dan kasus aktif 6.632.409.
- Inggris: 17.515.199 kasus positif, 157.409 kematian, 14.680.867 kesembuhan, dan kasus aktif 2.676.923.
- Rusia: 12.128.796 kasus positif, 332.690 kematian, 10.337.008 kesembuhan, dan kasus aktif 1.459.098.
- Turki: 11.833.165 kasus positif, 87.831 kematian, 11.085.392 kesembuhan, dan kasus aktif 659.942.
- Italia: 11.235.745 kasus positif, 147.320 kematian, 8.680,799 kesembuhan, dan kasus aktif 2.407.626.
- Jerman: 10.303.100 kasus positif, 118.883 kematian, 7.789.600 kesembuhan, dan kasus aktif 2.394.617.
- Spanyol: 10.125.348 kasus positif, 93.857 kematian, 6.387.496 kesembuhan, dan kasus aktif 3.643.995.
Update Covid-19 & Omicron Indonesia Hari Ini
Indonesia hari ini menempati urutan 17 dunia dengan total 4.387.286 kasus positif.
Data resmi Satgas Covid-19 hingga Rabu kemarin (2/2/2022) melaporkan, jumlah itu diperoleh setelah ada tambahan 17.895 kasus baru, yang didominasi Omicron.
Ini menunjukkan ada selisih 1.875 kasus baru dibanding hari sebelumnya yang bertambah 16.021 pasien.
Untuk kasus kematian juga bertambah 25 orang yang membuat total meninggal dunia menjadi 144.373 kasus.
Kasus kesembuhan juga bertambah 5.110 pasien dan membuat total 4.148.804 pasien sembuh hingga saat ini, serta menyisakan 94.109 kasus aktif di Tanah Air, di mana 567 pasien kondisinya kritis.
Minggu ini, menjadi peningkatan kasus positif terbanyak. Meskipun perlahan, kenaikannya mulai dari 1.400 kasus per minggu, kemudian 3.000 kasus per minggu, kemudian 5.400 kasus per minggu, hingga meningkat cukup besar menjadi 14.000 per minggu dan di minggu ini lonjakan menjadi 56.000 kasus dalam satu minggu.
Bahkan, jika dilihat secara harian, kasus positif per 2 Februari 2022, telah mencapai 17.000 lebih kasus per hari.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menyatakan, jumlah ini lebih tinggi daripada penambahan harian pada gelombang pertama di bulan Desember 2020 lalu.
Sehingga adanya kenaikan saat ini berdampak pada positivity rate harian pada pemeriksaan antigen dan PCR yang mencapai 6%, atau telah berada di atas standar World Health Organization (WHO). Padahal sebelumnya, positivity rate harian sempat konsisten di angka 0-2%.
"Tentunya kenaikan kasus positif ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk kembali merefleksikan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan. Penggunaan masker yang baik dan benar, rutin mencuci tangan, dan yang terpenting tidak bepergian ke tempat umum jika tidak mendesak harus mulai diterapkan kembali," tegas Wiku.
Peningkatan kasus positif ini turut meningkatkan angka kematian yang sama tingginya. Meskipun peringkatan hingga 14x lipat dibandingkan 1 Januari lalu, namun dibandingkan periode gelombang pertama, jumlahnya jauh lebih sedikit.
Rinciannya, jumlah kematian harian berkisar di angka 28 kasus dan tidak setinggi jumlah kasus positif. Sedangkan pada gelombang pertama lalu, kematian mencapai hingga lebih dari 300 orang dalam satu hari.
Update Omicron Dunia
WHO Desak Negara yang Melonggarkan Pembatasan untuk Berhati-Hati
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak kehati-hatian ketika negara-negara mulai melonggarkan pembatasan.
Seperti dikutip The Washington Post, WHO mencatat bahwa banyak tempat belum mencapai puncak lonjakan omicron.
Pada Selasa, Denmark melonggarkan semua tindakan kesehatan masyarakat, termasuk pemakaian masker dan isolasi setelah hasil tes positif.
Negara ini memiliki salah satu tingkat infeksi tertinggi dalam tujuh hari terakhir, menurut Our World in Data. Tetapi juga memiliki tingkat vaksinasi yang relatif tinggi: Sekitar 81 persen populasi telah divaksinasi penuh pada 30 Januari.
Negara-negara lain yang mencabut pembatasan termasuk Norwegia dan Australia, baru-baru ini juga bergeser dari pembatasan ketat seperti penguncian dan penutupan perbatasan menjadi salah satu tanggung jawab pribadi.
"Kami mengimbau agar berhati-hati karena banyak negara belum melewati puncak omicron," kata Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis WHO untuk COVID-19, dalam briefing online.
“Banyak negara memiliki tingkat cakupan vaksinasi yang rendah dengan individu yang sangat rentan dalam populasi mereka," tambahnya.
Sementara Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan keprihatinan bahwa penularan tinggi varian omicron dan tingkat keparahan yang lebih rendah dapat menyebabkan negara-negara memutuskan bahwa mencegah penularan tidak lagi mungkin dan tidak lagi diperlukan.
"Padahal, tidak ada yang lebih jauh dari kebenaran," imbuhnya.
Sekitar 90 juta kasus virus corona telah dicatat sejak varian omicron diidentifikasi 10 minggu lalu.
"Ini mengarah ke peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah di dunia," kata Tedros.
Editor: Iswara N Raditya