Menuju konten utama

Upaya Penyehatan Industri Telco Lewat Perkawinan XL & Smartfren

Merger ini salah satunya bertujuan untuk meningkatkan skala operasi dan kekuatan finansial XLSmart. Simak selengkapnya.

Upaya Penyehatan Industri Telco Lewat Perkawinan XL & Smartfren
XL kembali menegaskan komitmen untuk berfokus menuju perusahaan digital. Sebagai bagian dari hal itu mulai dari RUPS tahun ini. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/17.

tirto.id - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) dan PT Smart Telcom (SmartTel) resmi memulai proses penggabungan perusahaan dan membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart). Nilai pra-sinergi gabungan tiga perusahaan ini mencapai 6,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp104 triliun (asumsi kurs Rp15.900 per dolar AS).

Group Chief Executive Officer Axiata Group, Vivek Sood, mengatakan, merger ini bertujuan untuk meningkatkan skala operasi dan kekuatan finansial XLSmart, sehingga dapat mendorong investasi infrastruktur digital dan memperluas cakupan layanan telekomunikasi. Selain itu, penggabungan ini juga diharapkan dapat mendorong inovasi serta menciptakan pasar yang lebih sehat dan kompetitif.

“Merger ini akan memungkinkan kami untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur yang unik bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan menyediakan platform yang dapat berkembang yang akan meningkatkan cakupan dan kualitas layanan, berbagai pilihan produk menarik, dan perbaikan kualitas jaringan,” ujar Vivek dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (11/12/2024).

Dengan total pelanggan seluler mencapai 94,51 juta dan pangsa pasar 27 persen, XLSmart diproyeksikan akan menghasilkan pendapatan proforma sebesar 2,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp45,4 triliun dan pendapatan kotor perusahaan atau EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) lebih dari 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp22,4 triliun.

Di sisi lain, perkawinan ini juga dinilai bakal meningkatkan nilai bagi pemegang saham dan masyarakat pada saat bersamaan. Sebab, melalui merger ini tercipta perusahaan telekomunikasi yang memiliki posisi unik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang di seluruh segmen utama.

“Axiata memiliki keahlian dalam mengeksekusi merger yang sukses dan memberikan nilai bagi para pemegang saham dan kami bersemangat membawa keahlian ini ke XLSmart,” lanjut Vivek.

LAYANAN JARINGAN INTERNET 5G

Customer Relation Representative XL Axiata menunjukkan kualitas layanan jaringan 5G berupa 4K video streaming di XL Center Martadinata, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/8/2021). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.

Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology, Franky Oesman Widjaja, dalam kesempatan yang sama mengatakan, merger ini merupakan upaya penting untuk memberikan nilai tambah besar kepada seluruh pemangku kepentingan. Hal tersebut termasuk untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong transformasi digital.

“Kami sangat mengapresiasi dukungan dari pemerintah serta dedikasi dari seluruh karyawan, mitra dan rekanan, dan tentunya kepercayaan seluruh investor sehingga merger ini dapat terwujud,” ungkap Franky.

Sementara itu, usai proses merger yang diharapkan rampung pada semester I 2025, Axiata Group Berhad (Axiata) dan Sinar Mas -selaku induk XL Axiata- dan Smartfren Group akan menjadi pemegang saham pengendali bersama, dengan masing-masing kepemilikan saham pada XLSmart sebesar 34,8 persen. Sama halnya dengan jumlah saham, kedua belah pihak juga bakal setara dalam arah strategis perusahaan, termasuk dalam hal penentuan jajaran direksi yang bakal memimpin XLSmart.

Kemudian, pada saat transaksi selesai, XL Axiata akan menerima hingga senilai 475 juta dolar AS dan setelah transaksi ditutup, Perseroan akan menerima 400 juta dolar AS beserta tambahan 75 juta dolar AS di akhir tahun pertama, tergantung pada pemenuhan syarat-syarat tertentu.

“Kesetaraan ini menunjukkan komitmen kami untuk bekerja sama, tidak hanya sebagai mitra bisnis, tetapi sebagai satu kesatuan yang memiliki visi besar. Keberhasilan XLSmart sangat bergantung pada kemampuan kami membangun tim yang solid dan inovatif,” lanjut Viviek.

Untuk memuluskan proses merger ini, sebagai perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang telco dan juga sebagai perusahaan terbuka untuk XL Axiata, direksi telah mengirimkan proposal penggabungan dan pembentukan entitas baru kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan juga menginformasikan rencana ini kepada masyarakat melalui keterbukaan informasi BEI.

Selanjutnya, XL juga akan memohon restu dari Kementerian Komunikasi dan Multimedia dan Bursa Malaysia terkait merger ini. Setelah restu dikantongi, kedua perusahaan akan melanjutkan proses penggabungan dengan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

“Jadi kami ingin memastikan bahwa merger ini membawa manfaat atau benefit untuk semua pemangku kepentingannya, baik itu industri, the country atau negara, kemudian juga customer, dan juga tentunya yang tidak kalah penting adalah para karyawan XL,” kata Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, dalam Konferensi Pers, di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Menurut Bos XL yang kemudian mengumumkan pengunduran dirinya tersebut, merger ini telah didasarkan pada alasan strategis. Salah satunya, XLSmart akan melakukan investasi ulang utuk memperluas jaringan 5G, peningkatan jaringan, dan inovasi produk. Dengan inergi biaya yang dihasilkan sebelum pajak mencapai 300-400 juta dolar AS setelah selesainya proses integrasi jaringan strategis serta optimalisasi sumber daya.

“Kita ingin berfokus kepada stimulasi economic growth (pertumbuhan ekonomi) dan juga tentunya melalui peningkatan internet configuration atau konfigurasi internet yang bisa lebih ditingkatkan dengan adanya merge co-entity ini atau dengan adanya XLSmart ini,” jelas Dian.

Penyehatan Lewat Merger

Merger ini juga diharapkan akan membuat industri telco domestik menjadi lebih sehat, karena kini hanya tersisa tiga pemain besar: Telkomsel dengan total pelanggan mencapai 158,4 juta pada kuartal III 2024; Indosat Ooredoo Hutchison dengan jumlah pelanggan mencapai 98,7 juta sampai September 2024; dan XLSmart 94,51 juta pelanggan usai XL Axiata dan Smartfren resmi dikawinkan.

“Jadi diharapkan bahwa dengan merger ini, adanya 3 pemain di market akan memperbaiki market struktur sehingga sustainability di industri telco ini menjadi lebih baik. Kemudian juga selain dari market struktur yang lebih baik, akan adanya efisiensi dalam alokasi spektrum,” tambah Dian.

Perlu diketahui, soal spektrum, dari keempat perusahaan operator yang sebelumnya ada, Telkomsel lah yang menjadi operator paling agresif dalam memperluas jaringan spektrumnya. Kini anak usaha Telkom Indonesia tersebut memiliki spektrum frekuensi cukup besar, yaitu 15 MHz di pita frekuensi 900 MHz, 22,5 MHz di pita frekuensi 1.800 MHz, 20 MHz di pita frekuensi 2.100 MHz, dan 50 MHz di pita frekuensi 2.300 MHz. Untuk mencapai kecepatan internet 5G yang optimal, diperlukan lebar pita minimal 100 MHz.

Sedangkan untuk XL Axiata sampai saat ini menguasai spektrum sebesar 90MHz, yang terbagi menjadi 30MHz di frekuensi 2.100MHz, 15MHz di 900MHz, dan 45MHz di 1.800MHz. Sementara Smartfren mempunyai total spektrum 62MHz yang terbagi menjadi 40MHz di 2.300Mhz dan 22MHz di 850MHz. Secara total, XLSmart punya total spektrum sebesar 152MHz.

“Jadi kalau sekarang kan boleh dibilang nggak balance gitu ya, kami spektrumnya boleh dibilang setengah dari pemainan yang lebih besar. Tapi dengan merger ini alokasi spektrumnya menjadi lebih balance,” lanjut Ida.

Sementara itu, dengan baru dikirimkannya proposal merger kepada pemerintah dan OJK serta BEI sebagai pemangku kepentingan, membuat XLSmart belum memiliki izin untuk melanjutkan proses korporasi ini. Masih nihilnya izin merger ini pun diamini Plt Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Ismail.

Karena itu, sebelum memberikan lampu hijau kepada XL Axiata dan Smartfren, Komdigi akan terlebih dulu mengevaluasi rencana merger perusahaan milik Axiata Group Berhad dan Sinar Mas tersebut.

“Semua akan dievaluasi. Dari aspek penyelenggaraannya (merger), aspek spketrum, sampai komitmennya,” kata Ismail, singkat dalam pesannya, kepada Tirto, Rabu (11/12/2024).

Sementara itu, evaluasi ini juga bakal dilakukan karena Komdigi belum menerima proposal merger dari kedua perusahaan. Sehingga belum mengetahui persis berapa besar frekuensi spkektrum yang akan dikembalikan kepada negara.

“Permohonan persetujuannya belum kita terima,” lanjut Ismail.

Menanggapi hal ini, Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi, mengatakan, memang sudah seharusnya XL Axiata dan Smartfren terlebih dulu mengantongi izin merger dari Komdigi dan bahkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Sebab, merger adalah proses yang menyangkut perizinan sebagai penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi seluler. Pun, setelah merger dengan menghasilkan entitas baru -XLSmart akan muncul pula persaingan usaha baru yang memerlukan mitigasi untuk mencegah praktik monopoli.

“Termasuk juga KPPU juga akan melakukan evaluasi terhadap spektrum frekuensi, karena ini kan juga merupakan alat dari kompetisi,” kata dia, kepada Tirto, Rabu (11/12/2024).

Sementara itu, jika dilihat dari dampaknya, merger XL Axiata dengan Smartfren akan menguntungkan pelanggan karena pelayanan internet menjadi lebih cepat seiring dengan peningkatan frekuensi yang dimiliki perusahaan. Namun, yang harus diwaspadai adalah apabila dari proses merger ini ada salah satu brand yang dimatikan, sehingga berdampak pada pelanggan.

Karena itu, dalam proses merger, baik XL Axiata maupun Smartfren harus menyampaikan dengan jelas kepada pelanggannya masing-masing terkait apa yang bakal terjadi ke depannya setelah perusahaan resmi berubah menjadi XLSmart.

“Ya kalau misalnya nanti ada pemisahan atau apa terkait dengan konsumen, harus diberitahukan kepada konsumen secara jelas dan dalam waktu yang cepat. Karena biasanya mungkin ada brand-brand yang kemudian ditiadakan atau mungkin juga semua brand tetap hidup akan memberikan kenyamanan dan juga ketenangan bagi konsumen dalam hal proses dari merger akuisisi ini,” jelas Heru.

Terpisah, Pemerhati Teknologi dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menilai, merger ini akan memberikan lebih banyak dampak positif kepada masyarakat. Sebab, dengan proses korporasi ini akan membuat ekosistem industri telco nasional semakin efisien. Pun, di negara-negara maju dengan pertumbuhan industri telco besar, hanya memiliki sekitar 2-3 perusahaan telekomunikasi saja.

Pun, bagi pemerintah dengan 3 pemain telco besar, akan memudahkan kontrol dan pengawasan terhadap industri ini.

“Harusnya pemerintah juga lebih mudah untuk mengkontrol. Jadi sekarang kita cuma punya 3 pemain besar ya,” kata Alfons, saat dihubungi Tirto, Rabu (11/12/2024).

Jersey Sepeda Smartfren

Peluncuran jersey bersepeda Unlimited Hope hasil kokreasi Smartfren, Show The Monster dan Common Spot di Jakarta, Sabtu (27/3/2021). FOTO/Dok.Rilis Smartfren

Kendati, dari proses merger ini dia melihat XL Axiata lah yang akan lebih diuntungkan dari proses merger ini. Sebab, meski pembagian saham sama rata, namun secara pelanggan dan juga kinerja usaha XL Axiata lebih besar.

“Terus ada Presdir XL mundur gitu, kan. Walaupun katanya alasannya alasan keluarga gitu ya. Tapi kenapa mundurnya pas lagi merger gitu,” ujarnya.

Belum lagi, ada pula protes serikat pekerja XL Axiata (SPXL) dengan melakukan cuti massal sebagai imbas rencana merger. Terkait protes ini, Alfons menegaskan kalau kedua perusahaan harus memberikan kepastian kepada para karyawannya.

Meski seringkali merger diikuti oleh kebijakan efisiensi karyawan, namun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah jalan terakhir yang harus ditempuh perusahaan. Namun, jika langkah ini terpaksa harus dilakukan, perusahaan harus memberikan hak-hak karyawan secara penuh.

“Pasti ada efisiensi. Misalnya dari proses efisiensi tower, itu pasti aka nada pengurangan karyawan. Makanya, ini harus dibicarakan dengan jelas ke karyawan juga,” tegas dia.

Sementara itu, terlepas dari lobby-lobby merger yang tidak diketahui publik, Alfons menilai tak ada alasan bagi pemerintah untuk menolak proposal merger XL Axiata dan Smartfren. Mengingat lebih banyak dampak positif dari aksi korporasi ini.

Sebagai informasi, sebelumnya Sinar Mas sebagai pemegang saham pengendali Smartfren sempat diisukan ingin menjadi pemegang saham pengendali XLSmart. Namun, hal ini dibantah manajemen XL Axiata dengan bukti share saham yang sama rata antara dua perusahaan induk.

“Dari kulit yang untung banyak Smartfren. Kenapa? Karena dari saham yang didapet lebih dari 30 persen. XL juga. Tapi kan kita nggak tahu deal di belakangnya apa gitu. Bisa aja ada sesuatu. Apakah dia dibayar di belakang contohnya atau ada deal-deal lain. Atau janji dia akan invest berapa lag, karena di belakangnya (Smartfren) ada Sinar Mas yang nggak akan habis duitnya,” jelas Alfons.

Sementara itu, menanggapi berita merger ini, Chairman Sinar Mas Telecommunication and Technology, Franky Oesman Widjaja, mengatakan, aksi korporasi ini merupakan upaya penting yang ditempuh kedua perusahaan. Tidak hanya itu, merger ini pun sejalan dengan prinsip kedua perusahaan untuk tumbuh bersama di masa depan.

“Di Sinar Mas, kami selalu mengatakan, ‘Together, we go far, fast, and beyond’. Hal ini lah yang akan memberi nilai tambah bagi seluruh pelanggan dan karyawan, serta ikut mendukung upaya digitalisasi yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia,” kata Franky dalam keterangan resmi, Rabu (11/12/2024).

Sedangkan Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini, menegaskan, perusahaan akan tetap menjadikan kesejahteraan karyawan sebagai prioritas utama dalam proses merger ini. Sehingga, ke depan manajemen akan melakukan diskusi untuk memastikan kenyamanan karyawan selama transisi berlangsung.

Selain itu, ia juga memastikan tidak akan ada rasionalisasi (PHK) sebelum legal day one, yaitu hari di mana entitas baru resmi beroperasi secara hukum.

"Pak Vivek (Group CEO Axiata Group) juga sudah menyampaikan bahwa semua karyawan tidak hanya diterima, tetapi juga didorong untuk bergabung dengan MergeCo," ujarnya.

Baca juga artikel terkait XL AXIATA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - News
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang