Menuju konten utama

UNICEF Ungkap Peran ASI sebagai Antibodi Pertama bagi Bayi

Badan anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF) mengungkapkan fakta bahwa pemberian ASI pada jam-jam pertama setelah kelahiran bagi bayi sangat berguna untuk membentuk kekebalan tubuh.

UNICEF Ungkap Peran ASI sebagai Antibodi Pertama bagi Bayi
Ilustrasi bayi. Foto/Shutterstock

tirto.id - Lebih dari setengah bayi yang baru lahir di dunia tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) pada jam-jam pertama kehidupan mereka, sehingga rentan terkena penyakit dan kematian, menurut badan anak Perserikatan Bangsa-bangsa (UNICEF), Jumat.

Wilayah sub-Sahara di Afrika merupakan daerah yang sangat mengkhawatirkan.

Memberi ASI kepada bayi pada satu jam pertama setelah kelahiran merupakan pemberian nutrisi terpenting bagi antibodi serta kontak kulit pertama antara bayi dan ibunya yang dapat melindungi bayi.

Menunda pemberian ASI eksklusif antara dua hingga 23 jam setelah persalinan dapat meningkatkan risiko kematian bayi pada bulan pertama hingga 40 persen, dan menunda pemberian ASI hingga lebih dari 24 jam dapat meningkatkan risiko kematian sampai 80 persen, kata UNICEF.

Penelitian membuktikan bahwa kematian bayi setengahnya terjadi pada anak-anak balita.

UNICEF sudah berkampanye untuk menyerukan pemberian ASI dan memperkirakan terdapat 77 juta bayi baru lahir di seluruh dunia setiap tahun yang tidak mendapatkan ASI pada jam pertama kehidupan mereka.

Diperkirakan terdapat 130 juta bayi dilahirkan setiap tahun.

"ASI merupakan vaksin pertama bagi bayi, perlindungan yang utama bagi bayi dari sakit dan penyakit," kata France Begin, penasehat nutrisi dari UNICEF.

"Membuat bayi menunggu lama untuk kontak pertama dengan ibu mereka di luar rahim dapat mengurangi peluang hidup bagi bayi dan bisa membatasi pasokan air susu dan mengurangi peluang pemberian ASI eksklusif." Upaya untuk meningkatkan pemberian ASI lebih dini menjadi melambat di negara-negara Sub-Sahara Afrika yang tingkat kematian balita secara rata-rata sangat tinggi, kata UNICEF.

Pemberian ASI eksklusif rata rata naik hingga 60 persen pada 2015 dari 51 persen pada tahun 2000an di Afrika Timur dan Selatan, dan tidak berubah di Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Di Asia Selatan angka rata-rata naik berlipat tiga sejak 2000 tetapi 21 juta bayi yang baru lahir setiap tahun tidak mendapat ASI eskklusif pada jam pertama.

Kendala yang menjadi penyebab menurut UNICEF antara lain karena para dokter, perawat, bidan dan keluarga yang membantu persalinan di Afrika Timur, Utara dan Asia Selatan kurang mendorong upaya tersebut.

Pada sejumlah negara UNICEF menuturkan ada kebiasaan untuk memberi minum susu sapi dan susu formula atau air gula pada tiga hari pertama.

Apabila seluruh bayi yang baru lahir hanya diberi ASI sejak lahir hingga usia enam bulan, maka sekitar 800.000 nyawa dapat diselamatkan setiap tahun.

Di seluruh dunia terdapat 43 persen bayi yang mendapat ASI kurang dari enam bulan. Mereka yang sama sekali tidak mendapat ASI sekitar 14 persennya akan meninggal.

Data tersebut disiarkan oleh UNICEF menyongsong Pekan Pemberian ASI yang berlangsung sejak 1-7 Agustus pada 170 negara.

Baca juga artikel terkait ASI

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra