Menuju konten utama

Twit Andi Arief dan Kronologi Hoaks 70 Juta Surat Suara Tercoblos

Kabar soal adanya 70 juta surat suara tercoblos ramai setelah Andi Arief mentwit. KPU memastikan itu tak ada setelah mengeceknya langsung.

Twit Andi Arief dan Kronologi Hoaks 70 Juta Surat Suara Tercoblos
Komisioner KPU Pramono Ubaid bersama Komisioner Bawaslu Afifuddin menunjukkan contoh surat suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada uji publik desain surat suara Pemilu di gedung KPU, Jakarta, Jumat (14/9/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - Kabar soal adanya tujuh kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, berisi surat suara yang sudah dicoblos menghebohkan masyarakat sejak Rabu (2/1/2019). Kabarnya seluruh surat suara itu sudah tercoblos pada kolom capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Semua bermula dari beredarnya pesan suara seorang pria--yang belum diketahui siapa--di aplikasi WhatsApp, Rabu siang.

Rekaman tersebut menyebut, "sekarang ada tujuh kontainer di Tanjung Priok... Sudah turun [pelabuhan]. Dibuka satu, isinya kartu suara yang dicoblos nomor 1 [Jokowi-Ma'ruf]... Itu kemungkinan dari Cina. Total katanya... 70 juta surat suara. Tolong sampaikan ke akses, ke pak Darma kek atau ke (tak jelas terdengar) pusat. Ini tak kirimkan nomor telepon orangku yang di sana untuk membimbing ke kontainer itu, ya. Atau syukur ada akses ke pak Djoko Santoso [Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo- Sandiaga], pasti marah kalau beliau yang langsung cek ke sana."

Dari pesan suara inilah Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mentwit di akun Twitternya, @AndiArief__. Kabar ini semakin ramai dibicarakan, mengingat Andi memang salah satu politikus yang getol bicara di sosial media. Pengikut dia pun lumayan banyak, hampir 100 ribu akun.

Andi Arief meminta informasi itu segera dicek kebenarannya.

"Mohon dicek, kabarnya ada tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya. Karena ini kabar sudah beredar," kata Andi, Rabu (2/1/2018), pukul 20.05 WIB.

Tapi twitan itu tak bertahan lama. Andi Arief mengaku twitannya "terhapus"--tanpa menjelaskan bagaimana twit bisa terhapus tanpa dia ketahui. Beberapa warganet menanyakan alasan penghapusan tersebut. Ia tak menjawab tegas.

Hoaks Belaka

Merespons kabar ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama Badan Pengawas Pemilu bergerak cepat ke lokasi, Rabu (2/1/2019) malam, lebih tepatnya ke Kantor Bea Cukai Pelabuhan Tanjung Priok.

Hasilnya, KPU tak menemukan apa pun. Tak ada kontainer berisi surat suara, apalagi yang sudah tercoblos di kolom petahana. Dengan kata lain: hoaks belaka.

"Hari ini kami memastikan, berdasarkan keterangan yang didapat oleh pihak Bea Cukai, tidak ada kebenaran tentang berita 7 kontainer tersebut, itu tidak benar," ujar Ketua KPU Arief Budiman, Rabu (2/1/2019) malam. "Dan tidak ada juga kabar bahwa ada TNI AL yang menemukan itu, dan tidak benar bahwa KPU dikatakan telah menyita satu kontainer tersebut. Jadi semua berita itu bohong."

Saking kesalnya, Arief Budiman meminta polisi segera menangkap pelaku pembuat dan penyebar berita bohong tersebut.

"Jadi orang-orang jahat yang mengganggu pemilu kita, yang mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu itu, harus ditangkap. Kami akan lawan," tegas Arief Budiman. "Jadi kami sangat berharap pelakunya segera ditangkap," tambahnya.

Kata Arief Budiman, KPU telah melaporkan akun-akun di media sosial yang dianggap jadi penyebar hoaks ini ke kepolisian. Namun, Arief Budiman tak mau bilang apakah akun Andi Arief termasuk salah satu yang dilaporkan.

Arief Budiman hanya berharap kepada kepolisian untuk menangkap siapa pun penyebar informasi hoaks ini.

"Nanti kami lihat. Pokoknya siapa yang menyebarkan berita ini, dia harus ditangkap," tegas Arief Budiman.

Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi, mengatakan hingga saat ini belum ada surat suara untuk Pemilu 2019 yang dicetak. Fakta ini yang membuatnya percaya diri untuk membantah tudingan Andi Arief.

"Tidak ada. Surat suara itu belum dicetak. Jadi dari mana surat suaranya?" ujar Pramono di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2018).

Respons Andi Arief

Reporter Tirto mencoba menghubungi Andi Arief untuk mengkonfirmasi pesan yang ia terima. Namun, pesan via WhatsApp tak dibalasnya hingga berita ini tayang. Telepon kami juga tak dia angkat.

Meski demikian, Andi Arief, lagi-lagi via Twitter, pagi tadi pukul 07.31 WIB mengapresiasi gerak cepat KPU.

"Wah tuit kontainer jadi rame. Saya gak ngikuti karena tertidur. Baguslah kalau KPU dan Bawaslu sudah mengecek ke lokasi. Soal beredarnya isu harus cepat menanggulanginya. Gak bisa dibiarkan dengan pasif. Harus cepat diatasi," tulis Andi Arief (pernyataan tanpa edit redaksional).

Ia pun menyinggung nama Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto, dalam twitan selanjutnya. Ia merasa keberatan dengan pernyataan Hasto yang menyebut twitan Andi Arief sangat berbahaya, provokatif, dan di luar nalar.

"Hasto Sekjen PDIP buta huruf. suruh baca tuit saya dengan jelas. Saya menghimbau supay dicek. Karena isu itu sudah dari sore muncul. Bahkan Ketua KPU sendiri mengakui dia mendapat kabar dari sore. KPU beegerak setelah himbauan saya."

Andi Arief pun siap bila ada yang melaporkan dia ke polisi karena dianggap telah menyebarkan berita bohong atau hoaks.

"Silahkan saja kalau Saya mau dilaporkan, tinggal aparat hukum mau berfihak pada Hasto Sekjen PDIP yang buta huruf membaca tuit saya, atau berfihak pada saya yg ingin menyelamatkan pemilu supaya jurdil," pungkas Andi Arief.

Baca juga artikel terkait HOAKS SURAT SUARA TERCOBLOS atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Rio Apinino